Thursday, June 18, 2099

SEJARAH PERKEMBANGAN PERGURUAN LBD WANORO SETO


Assalamualaikum Wr.Wb

Pada hari minggu kliwon tanggal 23 Agustus 1998 di Jalan Tuban II/34 Surabaya telah berdiri sebuah perguruan kungfu silat "WANORO SETO".Berdasarkan KAKANDEPDIKBUT KODYA SURABAYA no.111/081/1077/3/XI/104/0/1998 yang didirikan oleh Bapak Yudi Abiyoso lahir di Madiun 20 Maret 1967
Adapun nama perguruan tersebut adalah Lembaga Beladiri "WANORO SETO".Dan kemudian disingkat LBD WANORO SETO.LBD ini merupakan lembaga yang pada dasarnya mengajarkan seni beladiri dengan menggunakan jurus dan gerakan wanoro(kera).Dimana jurus ini merupakan gabungan antara jurus kera bumi,kera mabuk dan taichi,sedangkan kerohanian merupakan(ilmu)Qontak Nur Hikmah yang dikombinasikan oleh Bapak Yudi Abiyoso,dalam rangka membangun siswa siswi dalam kaitannya dengan fisik dan rohani yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan manusia indonesia yang seutuhnya sehat lahir dan batin serta berjiwa Pancasila.
Adapun tingkatan yang ada di LBD WANORO SETO adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Dasar :Sabuk Hitam

2. Tingkat Warga(Qontak I) :Sabuk Kuning

3. Tingkat Pendekar(Qontak II) :Sabuk Merah

4. Tingat Dewan Guru(Qontak III) :Sabuk Putih

5. Sebagai tingkat penutup di LBD "WANORO SETO" Ketua perguruan akan memberikan bimbingan dan wejangan khusus yang diarahkan pada bidang kerohanian yang disesuaikan dengan bakat dan wadah masing-masing siswa-siswi.

Pada mulanya WUSHU "WANORO SETO" berkembang dan dikenal di Surabaya dengan siswa angkatan I(satu) dan mulai meluaskan ajaran perguruan keluar,yaitu Bapak Subiantono (Kab.Jember dan Kodya kediri) dan Bapak Agus Riyadi (Rungkut Surabaya).
Tujuan penyusunan Sejarah LBD. "WANORO SETO" ini,dimaksudkan untuk menambah wawasan siswa baik secara organisasi ataupun kerohanian,sehingga siswa dapat mengetahui tujuan berdirinya WUSHUI "WANORO SETO".Dendan berpegang pada prinsip "PUJI SESANTI MULAT ING SALIRO JAYANING BUDI".
Pemikiran uraian sejarahn LBD "WANORO SETO" semoga dapat di pahami dan di mengerti oleh siswa siswi sebagai modal pemantapan menjadi warga LBD "WANORO SETO".

Wassalamualaikum Wr.Wb

Selengkapnya - SEJARAH PERKEMBANGAN PERGURUAN LBD WANORO SETO

Friday, September 24, 2010

Mengenal Aliran Kung Fu

Seni bela diri tradisionil tiongkok kung fu fighting secara umum ada dua kelompok besar, berdasarkan kondisi geografis / daerah. Sungai yangtze menjadi batas yang memisahkan kedua aliran besar tadi. Aliran pertama dikenal dengan sebutan shaolin kung fu aliran utara, dan yang satunya lagi disebut kung fu aliran selatan.

Postur orang-orang di bagian utara tiongkok lebih tinggi besar, mereka juga lebih sering berkuda (yang memerlukan kaki yang kuat). Keadaan geografis di bagian utara lebih banyak daerah lapang yang luas. Faktor-faktor tadi imembuat kungfu fighting aliran utara lebih menekankan pada gerakan kung fu fighting dan shaolin kung fu dan teknik di kaki. Tendangan, sapuan, kuncian, dan gerakan kakinya sudah termasyhur.

Kondisi di bagian selatan tiongkok lain, keadaan alamnya juga berbeda. Tidak banyak daerah terbuka yang luas. Ukuran tubuh tidak se tinggi dan se besar orang di utara. Itulah mengapa di aliran kungfu shaolin atau kung fu shaolin selatan lebih fokus pada pukulan dan teknik di gerakan tangan. Pukulan, kuncian, bantingan, serta gerakan tangan merupakan ciri khas dari aliran selatan (coba anda cek info lainnya di academy kungfu dan academy kung fu). Tidak aneh kalau ada ungkapan terkenal dalam seni bela diri tradisionil tiongkok yang berbunyi : “nan quan bei tui,” atau “pukulan selatan tendangan utara.” Aliran utara umumnya internal style (style dalam / lembut) sedang aliran selatan mayoritas eksternal style (style luar / keras seperti di academy kungfu dan academy kung fu). Hal ini dipengaruhi oleh situasi sejarah tiongkok.

Mayoritas aliran kungfu shaolin atau kung fu shaolin selatan lahir dan berkembang pada abad ke 17, diantara kelompok patriot yang ingin menghancurkan dinasti ching. Itulah sebabnya aliran ini berkembang lebih cepat dan luas dibanding aliran utara. Aliran selatan juga lebih mengajarkan pukulan dan gerakan keras / eksternal lebih dulu, hal ini demi alasan waktu dan kepraktisan untuk menghadapi pasukan dinasti ching. Pendalaman teknik kungfu fighting tenaga dalam / internal difokuskan pada tingkatan yang lebih tinggi, karena memerlukan waktu yang tidak cepat. Dibawah adalah nama beberapa style terkenal dari kedua aliran besar:

1. Aliran kungfu utara: chang quan / long fist, hsing – i (xingyiquan), pa kwa / ba gua / eight trigrams, eagle claw / cakar elang, northern praying mantis / belalang utara, monkey / monyet.

2. Aliran kungfu selatan: hung gar / keluarga hung, ngo cho / five ancestors, choi / choy lee fut , wing chun / wing tsun, southern praying mantis / belalang selatan, lo han / orang suci, pai ho / bangau putih, nan quan / tinju selatan.

Pada beberapa dekade terakhir ada pula style baru yang dikenal sebagai kung fu aliran modern. Salah satu yang cukup terkenal ialah jet kune do (jkd). Style ini diciptakan oleh alm bruce lee siau lung.
Selengkapnya - Mengenal Aliran Kung Fu

Perkembangan Kungfu China

Kung fu adalah ilmu bela diri dari Tiongkok. Akan tetapi, arti kata kung fu yang sebenarnya memiliki makna luas, yakni sesuatu yang didapat dalam waktu yang lama dan dengan ketekunan yang sungguh-sungguh.

Kungfu mempunyai sejarah dan tradisi ilmu bela diri yang sangat panjang, ketat, teruji dan efektif sejak 5000 tahun yang lalu bersamaan dengan munculnya aliran kepercayaan Dao (Taoisme) yang kelak akan berkembang menjadi agama khusus. Pada tahun 2500-an, mulai bermunculan berbagai aliran Kungfu yang melegenda hingga kini, dimulai dari Kuil Shaolin (Siaw Liem Sie), Wudang (Butong), Omei (Emei-Gobi), Kun Lun, Huasan, Thian San, Khongtong dan lain-lain. Secara umum, terdapat 100 lebih aliran Kungfu dan ribuan jurus serta berbagai jenis ilmu yang unik dan aneh, mulai dari yang paling keras dan ganas (external arts) hingga ilmu yang paling lembut dan ringan seperti kapas (internal arts).

Kung fu adalah ilmu bela diri dari Tiongkok. Akan tetapi, arti kata kung fu yang sebenarnya memiliki makna luas, yakni sesuatu yang didapat dalam waktu yang lama dan dengan ketekunan yang sungguh-sungguh. Sehingga seorang ahli memasak yang hebat pun dapat dikatakan memiliki kung-fu yang tinggi.

Selain kata kung fu, istilah wushu dan kun dao juga sering dipakai untuk menyebut ilmu bela diri dari Tiongkok. Sedangkan ilmu Kungfu yang sudah menyebar ke Asia Tenggara (terutama Indonesia) di masa lalu disebut Kuntao, menurut Donn Draeger dalam buku beliau yang berjudul Weapons and Fighting Arts of Indonesia. Namun di masa kini, istilah Kuntao tersebut sudah sangat jarang dipergunakan.

Pada awal mulanya, istilah Ilmu atau kemampuan Bela Diri dalam masyarakat Tiongkok adalah “Ilmu Silat” bukan Kungfu. Kungfu tidaklah sepopuler saat ini. Kungfu sendiri lebih menunjuk kepada suatu Keahlian dan keuletan yang khusus dan teruji unggul, misalnya ahli memasak, ahli bercocok tanam dan lain-lain. Istilah Kungfu menjadi populer setelah seorang legenda ilmu bela diri, yakni Bruce Lee mempopulerkan istilah Kungfu di belahan dunia barat. Tersentak dengan kemampuan, kecepatan dan kekuatan Sang Legenda, istilah Kungfu menjadi sangat populer hingga kini.

Ilmu bela diri Kungfu pada mulanya berkembang dari kebutuhan dan kemampuan manusia untuk bertahan hidup, baik untuk membela diri dari berbagai jenis serangan binatang buas, berburu untuk makan, maupun kemampuan untuk berperang. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan tentang obat-obatan dan tubuh manusia di Tiongkok kuno – serta perang saudara yang berkepanjangan, Seni Bela Diri Kungfu pun berkembang pesat dan menyebar luas, sehingga membawa banyak kontribusi dan mempengaruhi cikal bakal berbagai jenis macam ilmu bela diri di [[Asia]), seperti Karate, Kempo, Pencak Silat dan lain-lain.

Kungfu mempunyai sejarah dan tradisi ilmu bela diri yang sangat panjang, ketat, teruji dan efektif sejak 5000 tahun yang lalu bersamaan dengan munculnya aliran kepercayaan Dao (Taoisme) yang kelak akan berkembang menjadi agama khusus. Pada tahun 2500-an, mulai bermunculan berbagai aliran Kungfu yang melegenda hingga kini, dimulai dari Kuil Shaolin (Siaw Liem Sie), Wudang (Butong), Omei (Emei-Gobi), Kun Lun, Huasan, Thian San, Khongtong dan lain-lain. Secara umum, terdapat 100 lebih aliran Kungfu dan ribuan jurus serta berbagai jenis ilmu yang unik dan aneh, mulai dari yang paling keras dan ganas (external arts) hingga ilmu yang paling lembut dan ringan seperti kapas (internal arts). Berbagai aliran dan ilmu-ilmu yang masih eksis hingga kini adalah Hung Gar, Lohan, Ngo Cho, Pek Ho, Eng Jiaw, Qin Na, Wing Chun, Tai Chi Quan, Hsing I, Ba Gua, Yi Quan, Fan Zi Quan, Chang Quan dan lain-lain. lain.

Para Pendekar Kungfu masa lalu yang terkenal memberikan kontribusinya dalam Dunia Kungfu antara lain :

1)Bodhidharma (Da Mo/Tat Mo atau Daruma dalam bahasa Jepang). Beliau adalah Pendeta spiritual Zen Budha dari India yang bertapa 9 tahun di Kuil Shaolin dan Pencipta berbagai jenis ilmu legendaris seperti : Ilmu Perubahan Urat & Otot (Yi Jin Jing/I Chin Ching), 9 Matahari (Kiu Yang Cin Keng), 5 Jurus Hewan, Jari Zen, dll. Namun sayangnya, beberapa diantara ilmu tersebut sudah lenyap. Konon pada saat menyebrang lautan hingga ke Tiongkok, Beliau hanya berdiri diatas sebatang dahan kecil dan gua tempat pertapaan Bodhidharma meninggalkan bayangan lekuk tubuhnya pada saat bermeditasi di tembok gua hingga kini. Selama bermeditasi 9 tahun di gua tersebut, Bodhidharma mampu mendengar pembicaraan berbagai jenis mahluk hidup seperti semut misalnya.

2)Thio Sam Hong (Thio Kun Po/Zhang Jun Bao). Di masa mudanya, Thio Sam Hong adalah murid yang sangat berbakat di Kuil Shaolin. Karena diberlakukan semena-mena oleh para senior, Beliau keluar dari Kuil Shaolin dan belajar mengembangkan Kungfu sendiri dengan memperhatikan berbagai fenomena alam seperti terpaan angin keras terhadap pohon bambu, pertarungan bangau dan ular, kokohnya pertahanan belalang sembah dari terpaan angin dan lain-lain. Setelah mengerti & memahami Intisari Alam Semesta, Thio Sam Hong muda menyepi di gunung Hua San untuk menyempurnakan ilmu-ilmunya. Pada saat Beliau turun gunung, Beliau menjelajahi seluruh Tiongkok dan mengadu ilmunya dengan para Ahli Bela Diri dan/atau Pendekar semua aliran. Berdasarkan literatur kuno, tercatat 2 pertarungan yang sangat terkenal, yakni pertama adalah pertarungan antara Thio Sam Hong dengan Pegulat Nomor 1 (Satu) Mongol yang sangat besar, kuat dan agresif. Belakangan diketahui pula bahwa Pegulat tersebut juga sangat ahli dalam berbagai aliran Kungfu Tiongkok. Pegulat Mongol tersebut konon mengalahkan banyak petarung Kuil Shaolin dan sejumlah Pendekar aliran keras lainnya. Pertarungan antara Thio Sam Hong dengan Pegulat Mongol tersebut dimenangkan oleh Thio Sam Hong dengan ilmu barunya, Tai Chi! Pertarungan kedua adalah seorang diri Thio Sam Hong mengalahkan lebih dari 100 orang gangster di sarang penyamun hanya dengan tangan kosong! Semenjak itu, Thio Sam Hong diakui oleh seluruh kalangan persilatan menjadi Pendekar Tanpa Tanding pada saat itu. Setelah merasa cukup dalam perantauanya, Beliau naik ke gunung Wudang (Butong) dan mendirikan Perguruan Wudang dengan basis utama pengajaran : Taoisme. Thio Sam Hong sendiri diyakini merupakan Pencipta Ilmu Tai Chi pertama dan sangat Ahli dalam Ilmu Tao Yin (Nei Kung). Konon Thio Sam Hong hidup di 3 (tiga) jaman (Immortal Taoist)dinasti,yakni Dinasti Sung, Dinasti Yuan (Monggol) dan Dinasti Ming (Han).

3) Yue Fei. Beliau adalah Jenderal Patriot yang terkenal dari Dinasti Sung (960-1279) dan hingga akhir hayatnya tetap setia membela negara walaupun difitnah dan dihukum mati oleh penguasa lalim. Jenderal Yue Fei adalah pencipta Kungfu Internal dan eksternal, yakni : Hsing – I (Xing Yi) dan Eng Jiaw (Cakar Elang). Selain ahli dalam pertarungan tangan kosong, Jenderal Yue Fei juga ahli dalam 18 senjata Shaolin khususnya tombak tunggal. Konon ilmu tombaknya setara dengan ilmu tombak Keluarga Yang (Ilmu tombak Keluarga Yang merupakan ilmu silat keluarga turun temurun yang sangat khas dan tinggi serta hanya sedikit Ahli/Pendekar yang mampu menandingi ilmu mereka pada jamannya. Berdasarkan catatan kuno, diketahui bahwa ilmu tombak tingkat tinggi Keluarga Yang mempunyai sejumlah keistimewaan, yakni : Ilmu Tombak Melekat/Berpilin dan Ilmu Tombak (Toya) Naga Perkasa yang mampu melumpuhkan/membunuh lawan tanpa menyentuh fisik. Catatan : Keluarga Yang merupakan patriot sejati Dinasti Sung yang tetap setia hingga akhir kejatuhan Dinasti Sung oleh Monggol). Kungfu Hsing I sendiri sempat lenyap dari dunia persilatan pasca meninggalnya Jenderal Yue Fei hingga sampai ditemukan kembali Kitab Kungfu Hsing I peninggalan Jenderal Yue Fei menjelang akhir Dinasti Ming oleh Ji Long Feng (Ji Jike). Kemudian Ji Long Feng menurunkan Kungfu Hsing I ke Keluarga Ma, Cao Ji Wu dan lain-lain hingga akhirnya muncul Kuo Yun Shen dan Sun Lutang sebagai ahli-ahli Kungfu Hsing I yang luar biasa.

4)5 Leluhur Shaolin. Pasca pembakaran Kuil Shaolin dalam pertempuran kedua antara para Pendeta Kuil Shaolin dengan 50.000 Tentara Qing bersenjata lengkap dan modern yang dibantu para Lhama Tibet dan Praktisi Pak Mei (White Eyebrow). Kelima leluhur tersebut adalah : a) Choi Tak-Chung (蔡德忠) b) Fong Tai-Hung (方大洪) c) Ma Chiu-Hing (馬超興) d) Wu Tak-Tai (胡德帝) e) Lee Sik-Hoi (李式開) Berdasarkan literatur lama, disebutkan bahwa Kuil Shaolin hancur total dan terbakar selama 40 hari 40 malam dalam serangan tersebut. Seluruh catatan kuno ribuan tahun termasuk sejumlah ilmu Kungfu legendaris dan senjata pusaka hilang atau habis terbakar. Dari ribuan Biksu dan non Biksu Shaolin, hanya 5 orang yang lolos dari serangan tersebut dan kemudian mereka menyebar keseluruh Tiongkok sembari menyebarkan Shaolin Kungfu serta perlawanan anti Dinasti Qing. Kehancuran Kuil Shaolin diakibatkan oleh adanya pengkhianatan oknum Shaolin yang ternyata adalah antek-antek Dinasti Qing yang menyusup dan menabur racun diberbagai titik sumber air dan makanan para Bhiksu. Pada saat serangan kedua tersebut, kondisi fisik yang keracunan telah menyebabkan hilangnya kemampuan bertarung para Bhiksu dan Non Bhiksu Shaolin. Dalam pertarungan pertama, para Petarung Kuil Shaolin berhasil mengusir puluhan ribuan tentara Dinasti Qing yang bersenjata lengkap. Kegagalan dalam serangan pertama tersebut, membuat Kaisar Qing di puncak kemarahan. Sang Kaisar mengumpulkan tentara-tentara terbaik dari setiap legiun dan merekrut seluruh ahli bela diri Kungfu (termasuk para Lhama Tibet dan Praktisi Pak Mei) yang loyal kepada Dinasti Qing untuk bersama-sama menyerbu Kuil Shaolin serta menpersiapkan strategi penyusupan/perusakan dari dalam Kuil Shaolin. Dikemudian hari, 5 Leluhur Shaolin ini identik pula dengan 5 Tokoh Utama yang terkenal, yakni : a) Hung Hei-Koon 洪熙官 Hóng Xīguān/Hung Hei Gun, Pencipta Kungfu Hung Gar Hung Hei Koon adalah murid utama dari Bhiksu Gee Sin Sim See. Beliau terkenal sebagai Ahli Gung Gee Fok Fu Kuen (Siu Lum Fook Fu Kuen)dan Cakar Harimau Sejati. Jurus cakar harimaunya terkenal sangat ganas dan bertenaga. Kebanyakan korban keganasan jurus Hung Hei Koon adalah para tentara Qing dan antek-antek Manchu. b) Lau Sam-Ngan 劉三眼 Liú Sānyǎn/Lau Sam Ngan. Pencipta Kungfu Lau Gar Beliau dikenal dengan julukan “Lau si 3 Mata” c) Choi Kau-Yee 蔡九儀 Cài Jiǔyí/Choy Gau Yi, Pencipta Kungfu Choi Gar d) Lee Yau-San 李友山 Lǐ Yǒushān/Li Yau San, Pencipta Kungfu Lei Gar. Beliau adalah Guru dari Chan Heung, Pencipta Kungfu Choi Lei Fut e) Mok Ching-Kiu 莫清矯 Mò Qīngjiǎo/Mok Ching Giu, Pencipta Kungfu Mok Gar

5) Wong Fei Hung (Huang Fei Hong). Beliau adalah Ahli Kungfu, Pendiri Rumah Obat Pho Chi Lam dan sekaligus Shinshe Akunpuntur yang sangat terkenal dengan berbagai jenis ilmu Kungfu seperti : Ilmu Pasangan Harimau dan Bangau, Tendangan Tanpa Bayangan, Toan Ta, Toya 8 Diagram dan lain-lain. Murid-murid Beliau yang sangat terkenal antara lain : Lam Sai Wing, Leung Fong, Tang Fung dan Lin Wan Gai. Wong Fei Hung merupakan anak dari Wong Kei Ying, salah satu Pesilat terkenal dari “10 Harimau Kanton”. Pada masa hidupnya, Wong Fei Hung terkenal dengan berbagai pertarungan baik dengan para pesilat lokal maupun petarung asing demi mempertahankan “China’s Pride” yang pada saat itu jatuh hingga ke titik terendah. 2 (Dua) pertarungan yang sangat terkenal adalah pada saat Wong menjatuhkan lebih dari 50 orang pesilat gangster/bajak laut di pelabuhan hanya dengan sebatang toya dan pertarungan kedua adalah pada saat Beliau bersama dengan Liu Yong Fu berperang langsung dengan tentara Jepang di Taiwan. Beliau sendiri merupakan murid langsung dari Pengemis Sakti So (Beggar So), Lam Fuk Sing dan ayahnya sendiri yang notabene adalah anak dari Wong Tai, murid langsung Luk Ah Choi, Ahli Kungfu Hung Gar dan sekaligus murid langsung dari Biksu Shaolin terkenal : Gee Sin Sim See, Li Bak Fu & Hung Hei Koon.

6) Hua Yan Jia (Fok Yuen Gap). Beliau adalah Pendiri Chin Woo Athletic Association yang hingga kini telah tersebar lebih dari 50 cabang di USA, Kanada, Argentina, Peru, Makau, Hongkong, China, Jepang, Wales, Selandia Baru, Srilanka, Vietnam, Australia, Singapura, Thailand, Malaysia dan lain-lain. Beliau merupakan Pendekar Kungfu yang terkenal sangat nasionalis dan juga lahir dari keluarga pesilat aliran Huo. Pada masa hidupnya, baik Beliau maupun muridnya Liu Zhensheng terkenal sebagai Pendekar Kungfu yang banyak mengalahkan berbagai praktisi aliran beladiri dari berbagai negara seperti pegulat, petinju, Pejudo dan Karateka dari Rusia, Inggris dan Jepang. Huo Yan Jia meninggal pada umur 42 pada tahun 1910 dan berdasarkan hasil otopsi Tianjin Municipality Police Laboratory, ditemukan racun arsenik dalam tubuh Huo. Para petinggi Chin Woo dan Dokter pemeriksa menduga bahwa racun tersebut terkait dengan hasil pertarungan terakhir dengan Japanesse Judo Association (“JJA”) yang berakibat banyaknya anggota JJA yang menderita kekalahan atau luka fatal di matras pertarungan.

7)Keluarga Chen, Chen Fa Ke salah satu penerus Tai Chi aliran Chen yang sangat terkenal pada masa hidupnya karena tidak ada satupun lawan yang dapat mengalahkannya. Banyak Ahli Bela Diri baik aliran keras maupun lembut serta berbagai aliran Bela Diri lain yang mengakui bahwa Chen Fa Ke adalah Pesilat Tak Terkalahkan pada jamannya.

8)Keluarga Yang, Yang Lu Chan (Yang Fu Kui). Beliau adalah Pendiri Tai Chi aliran Yang. Pada masa hidupnya, Beliau juga terkenal sebagai Pendekar dengan julukan “Yang Wu Di = Yang Tak Terkalahkan”. Keturunan Beliau dan penerusnya yang sangat terkenal antara lain : Yang Chien Hou, Yang Shao Hao, Yang Cheng Fu & Chen Man Ching. Ilmu Tai Chi Yang Lu Chan sendiri terkenal dengan sejumlah julukan, yakni Mien Quan (Cotton Fist)dan Hua Quan (Neutralising Fist).

9) Kuo Yun Shen (Guo Yun Shen/Yu Sheng) terkenal dengan ilmu silatnya dan Nei Kung yang sangat tinggi. Beliau adalah ahli Kungfu Hsing – I (Xing Yi). Kuo Yun Shen dijuluki “Ban Bu Peng Kuo” karena terkenal dengan penguasaan ilmu Peng Quan (“Crushing Fist”) yang sempurna, salah satu ilmu dari 5 Elemen Hsing I). Konon Ilmu Tapak Kapasnya mampu merontokkan tubuh lawan cukup hanya dengan menyentuhnya. Kuo Yun Shen pernah menepuk 10 batubata dengan lembut dan semuanya hancur terburai. Beliau sendiri adalah murid terbaik dari Master Li Luoneng dan tidak pernah terkalahkan oleh siapapun pada jamannya. Hanya satu orang yang dapat mengimbangi Master Kuo Yun Shen, yakni Tung Hai Chuan dalam pertarungan sengit selama 3 hari 3 malam yang berakhir seri dan akhirnya mereka menjadi sahabat baik yang saling bertukar ilmu Kungfu.

10)Sun Lutang (Sun Fu Quan). Beliau adalah Pencipta Tai Chi aliran Sun dan terkenal sebagai Ahli Hsing I dan Bagua. Beliau merupakan murid dari berbagai Ahli Kungfu seperti Bhiksu Wu, Kuo Yun Shen, Li Kui Yuan, Cheng Ting Hua (Ahli Baguazhang), Hao Wei Chen (Ahli Wu Yu Xiang Tai Chi) dan lain-lain. Julukan Beliau adalah : “Pendekar Kepala Harimau” dan “Lebih Pintar daripada Monyet Aktif”.

11) Tung Hai Chuan (Dong Haichuan)adalah pencipta ilmu Baguazhang (Zhuanzhang)dan terkenal tidak terkalahkan pada jamannya. Salah satu pertarungan terkenalnya adalah pertarungan 3 hari 3 malam dengan Master Kuo Yun Shen yang berakhir seri. Selain ahli Baguazhang, Beliau juga ahli dalam ilmu Bafanshan, Hongquan, Xingmengquan, Jinggangquan, Erlangquan dan Lohanquan.

12) Yip Man (Ip Man) merupakan salah satu ahli Kungfu Wing Chun ternama dan terkenal sebagai Pesilat yang tak terkalahkan namun sangat “low profile”. Beliau merupakan murid langsung dari Chan Wah Sun, Ng Chung Sok & Leung Bik (anak dari Leung Jan). Selama di Foshan, Tiongkok, Beliau mempunyai beberapa murid yang terkenal antara lain : Lok Yiu, Chow Kwong Yue,Kwok Fu, Lun Kai,Chan Chi Sun dan Lui Ying. Pada saat di Hongkong, sejumlah murid Beliau yang terkenal adalah Leung Sheung, Lok Yiu, Chu Song Tin, Wong Shun Leung, Lo Man Kam dan Li Siau Lung (Bruce Lee).

13) Bruce Lee (Lee Jun Fan/Lee Siau Lung). Praktisi Wing Chun dan Pendiri Jeet Kune Do (Intercepting Fist). Beliau adalah aktor sekaligus seniman bela diri yang berangkat dari hobi perkelahian jalanan bahkan dengan anggota2 geng mafia. Pada masa hidupnya, Beliau terkenal dengan sejumlah pertarungan nyata dengan berbagai praktisi bela diri baik pada masa syuting film maupun hari-hari yang telah ditentukan. Berikut adalah daftar sejumlah pertarungan Bruce Lee yang tercatat : a) Pada tahun 1958, Bruce Lee mengalahkan Juara Boxer Inggris 3x, Gary Elms di ronde ketiga dengan KO dalam kejuaran Hongkong Inter School Amateur Boxing Championship b) Sebelum berhadapan dengan Gary Elms, Bruce Lee mengalahkan Shen Yuen, Lieh Lo dan Yang Huang semuanya di ronde pertama dengan KO c) Bruce Lee mengalahkan Pu Chung, Ahli Kungfu Choy Li Fut dengan KO di ronde pertama dalam pertarungan Full Contact Body. Sponsor pertarungan tersebut adalah Wong Sheung Leung d) Selama tahun 1959-1960, Bruce Lee terlibat banyak pertarungan di jalanan dan rata-rata korbannya KO atau cacat, sehingga pihak Kepolisian menjadi sibuk akibat hobi Beliau e) Pada tahun 1962, Bruce Lee mengalahkan Uechi juara Karate Sabuk Hitam dengan KO 11 detik di Seattle. Taki Kimura justru menghitung KO tersebut dalam waktu 10 detik! f) Pada saat syting film The Big Boss di Thailand, Bruce menjawab tantangan dari para Muai Thay dengan meng-KO wakil mereka hanya dalam hitungan detik g) Pada saat syuting film Enter The Dragon, Bruce juga menjawab tantangan seorang Karateka Ban Hitam dengan meng-KOnya dalam hitungan detik h) Dalam beberapa kesempatan, Bruce menjawab tantangan dari berbagai ahli bela diri baik dengan menggunakan tangan kosong maupun senjata, namun semua lawannya rata-rata mengalami nasib KO atau tidak dapat melanjutkan pertarungan. Pada umumnya pertarungan tersebut disaksikan banyak orang atau ahli-ahli bela diri lainnya i) Pertarungan yang terlama dan cukup menguras energi Bruce Lee adalah pada saat Beliau berhadapan dengan Wong Jack Man, ahli Xing Yi, Kungfu Shaolin Selatan dan Tai Chi. Konon Wong Jack Man adalah petarung Kungfu dari Chin Woo School. Pertarungan selesai dalam waktu 20-25 menit dengan kemenangan Bruce Lee. Di lain kesempatan, Wong Jack Man mengajukan tantangan kembali namun Bruce Lee tidak pernah menanggapi. Belajar dari pertarungan tersebut, Bruce mengintegrasikan seluruh kemampuan dan ilmu bela dirinya dan akhirnya menciptakan aliran bela diri baru, yakni : Jeet Kune Do.

Seiring dengan kemajuan dan makin terbukanya negara Tiongkok, berbagai jenis aliran ilmu bela diri Kung fu digabung dan distandarkan menjadi suatu bentuk olahraga yang dapat dipertandingkan secara internasional, yakni Wushu atau “Seni Perang”.

Sumber: http://indoculture wordpress com/2010/08/29/perkembangan kungfu china/

Selengkapnya - Perkembangan Kungfu China

Pendekar Kungfu Yang Berkontribusi Besar di Dunia Kungfu

Kung fu adalah ilmu bela diri dari Tiongkok. Akan tetapi, arti kata kung fu yang sebenarnya memiliki makna luas, yakni sesuatu yang didapat dalam waktu yang lama dan dengan ketekunan yang sungguh-sungguh.

Kungfu mempunyai sejarah dan tradisi ilmu bela diri yang sangat panjang, ketat, teruji dan efektif sejak 5000 tahun yang lalu bersamaan dengan munculnya aliran kepercayaan Dao (Taoisme) yang kelak akan berkembang menjadi agama khusus.

Pada tahun 2500-an, mulai bermunculan berbagai aliran Kungfu yang melegenda hingga kini, dimulai dari Kuil Shaolin (Siaw Liem Sie), Wudang (Butong), Omei (Emei-Gobi), Kun Lun, Huasan, Thian San, Khongtong dan lain-lain. Secara umum, terdapat 100 lebih aliran Kungfu dan ribuan jurus serta berbagai jenis ilmu yang unik dan aneh, mulai dari yang paling keras dan ganas (external arts) hingga ilmu yang paling lembut dan ringan seperti kapas (internal arts).

Para Pendekar Kungfu masa lalu yang terkenal memberikan kontribusinya dalam Dunia Kungfu antara lain :

1)Bodhidharma (Da Mo/Tat Mo atau Daruma dalam bahasa Jepang).


Beliau adalah Pendeta spiritual Zen Budha dari India yang bertapa 9 tahun di Kuil Shaolin dan Pencipta berbagai jenis ilmu legendaris seperti : Ilmu Perubahan Urat & Otot (Yi Jin Jing/I Chin Ching), 9 Matahari (Kiu Yang Cin Keng), 5 Jurus Hewan, Jari Zen, dll. Namun sayangnya, beberapa diantara ilmu tersebut sudah lenyap. Konon pada saat menyebrang lautan hingga ke Tiongkok, Beliau hanya berdiri diatas sebatang dahan kecil dan gua tempat pertapaan Bodhidharma meninggalkan bayangan lekuk tubuhnya pada saat bermeditasi di tembok gua hingga kini. Selama bermeditasi 9 tahun di gua tersebut, Bodhidharma mampu mendengar pembicaraan berbagai jenis mahluk hidup seperti semut misalnya.


2. Thio Sam Hong

Di masa mudanya, Thio Sam Hong adalah murid yang sangat berbakat di Kuil Shaolin. Karena diberlakukan semena-mena oleh para senior, Beliau keluar dari Kuil Shaolin dan belajar mengembangkan Kungfu sendiri dengan memperhatikan berbagai fenomena alam seperti terpaan angin keras terhadap pohon bambu, pertarungan bangau dan ular, kokohnya pertahanan belalang sembah dari terpaan angin dan lain-lain. Setelah mengerti & memahami Intisari Alam Semesta, Thio Sam Hong muda menyepi di gunung Hua San untuk menyempurnakan ilmu-ilmunya.

Pada saat Beliau turun gunung, Beliau menjelajahi seluruh Tiongkok dan mengadu ilmunya dengan para Ahli Bela Diri dan/atau Pendekar semua aliran. Berdasarkan literatur kuno, tercatat 2 pertarungan yang sangat terkenal, yakni pertama adalah pertarungan antara Thio Sam Hong dengan Pegulat Nomor 1 (Satu) Mongol yang sangat besar, kuat dan agresif. Belakangan diketahui pula bahwa Pegulat tersebut juga sangat ahli dalam berbagai aliran Kungfu Tiongkok. Pegulat Mongol tersebut konon mengalahkan banyak petarung Kuil Shaolin dan sejumlah Pendekar aliran keras lainnya. Pertarungan antara Thio Sam Hong dengan Pegulat Mongol tersebut dimenangkan oleh Thio Sam Hong dengan ilmu barunya, Tai Chi! Pertarungan kedua adalah seorang diri Thio Sam Hong mengalahkan lebih dari 100 orang gangster di sarang penyamun hanya dengan tangan kosong! Semenjak itu, Thio Sam Hong diakui oleh seluruh kalangan persilatan menjadi Pendekar Tanpa Tanding pada saat itu.

Setelah merasa cukup dalam perantauanya, Beliau naik ke gunung Wudang (Butong) dan mendirikan Perguruan Wudang dengan basis utama pengajaran : Taoisme. Thio Sam Hong sendiri diyakini merupakan Pencipta Ilmu Tai Chi pertama dan sangat Ahli dalam Ilmu Tao Yin (Nei Kung). Konon Thio Sam Hong hidup di 3 (tiga) jaman (Immortal Taoist)dinasti,yakni Dinasti Sung, Dinasti Yuan (Monggol) dan Dinasti Ming (Han).


3. Yue Fei


Beliau adalah Jenderal Patriot yang terkenal dari Dinasti Sung (960-1279) dan hingga akhir hayatnya tetap setia membela negara walaupun difitnah dan dihukum mati oleh penguasa lalim. Jenderal Yue Fei adalah pencipta Kungfu Internal dan eksternal, yakni : Hsing – I (Xing Yi) dan Eng Jiaw (Cakar Elang). Selain ahli dalam pertarungan tangan kosong, Jenderal Yue Fei juga ahli dalam 18 senjata Shaolin khususnya tombak tunggal.


Konon ilmu tombaknya setara dengan ilmu tombak Keluarga Yang (Ilmu tombak Keluarga Yang merupakan ilmu silat keluarga turun temurun yang sangat khas dan tinggi serta hanya sedikit Ahli/Pendekar yang mampu menandingi ilmu mereka pada jamannya. Berdasarkan catatan kuno, diketahui bahwa ilmu tombak tingkat tinggi Keluarga Yang mempunyai sejumlah keistimewaan, yakni : Ilmu Tombak Melekat/Berpilin dan Ilmu Tombak (Toya) Naga Perkasa yang mampu melumpuhkan/membunuh lawan tanpa menyentuh fisik.

Catatan : Keluarga Yang merupakan patriot sejati Dinasti Sung yang tetap setia hingga akhir kejatuhan Dinasti Sung oleh Monggol). Kungfu Hsing I sendiri sempat lenyap dari dunia persilatan pasca meninggalnya Jenderal Yue Fei hingga sampai ditemukan kembali Kitab Kungfu Hsing I peninggalan Jenderal Yue Fei menjelang akhir Dinasti Ming oleh Ji Long Feng (Ji Jike). Kemudian Ji Long Feng menurunkan Kungfu Hsing I ke Keluarga Ma, Cao Ji Wu dan lain-lain hingga akhirnya muncul Kuo Yun Shen dan Sun Lutang sebagai ahli-ahli Kungfu Hsing I yang luar biasa.


4. Lima Leluhur Shaolin


Pasca pembakaran Kuil Shaolin dalam pertempuran kedua antara para Pendeta Kuil Shaolin dengan 50.000 Tentara Qing bersenjata lengkap dan modern yang dibantu para Lhama Tibet dan Praktisi Pak Mei (White Eyebrow). Kelima leluhur tersebut adalah : a) Choi Tak-Chung (???) b) Fong Tai-Hung (???) c) Ma Chiu-Hing (???) d) Wu Tak-Tai (???) e) Lee Sik-Hoi (???) Berdasarkan literatur lama, disebutkan bahwa Kuil Shaolin hancur total dan terbakar selama 40 hari 40 malam dalam serangan tersebut.


Seluruh catatan kuno ribuan tahun termasuk sejumlah ilmu Kungfu legendaris dan senjata pusaka hilang atau habis terbakar. Dari ribuan Biksu dan non Biksu Shaolin, hanya 5 orang yang lolos dari serangan tersebut dan kemudian mereka menyebar keseluruh Tiongkok sembari menyebarkan Shaolin Kungfu serta perlawanan anti Dinasti Qing. Kehancuran Kuil Shaolin diakibatkan oleh adanya pengkhianatan oknum Shaolin yang ternyata adalah antek-antek Dinasti Qing yang menyusup dan menabur racun diberbagai titik sumber air dan makanan para Bhiksu.

Pada saat serangan kedua tersebut, kondisi fisik yang keracunan telah menyebabkan hilangnya kemampuan bertarung para Bhiksu dan Non Bhiksu Shaolin. Dalam pertarungan pertama, para Petarung Kuil Shaolin berhasil mengusir puluhan ribuan tentara Dinasti Qing yang bersenjata lengkap. Kegagalan dalam serangan pertama tersebut, membuat Kaisar Qing di puncak kemarahan. Sang Kaisar mengumpulkan tentara-tentara terbaik dari setiap legiun dan merekrut seluruh ahli bela diri Kungfu (termasuk para Lhama Tibet dan Praktisi Pak Mei) yang loyal kepada Dinasti Qing untuk bersama-sama menyerbu Kuil Shaolin serta menpersiapkan strategi penyusupan/perusakan dari dalam Kuil Shaolin.

Dikemudian hari, 5 Leluhur Shaolin ini identik pula dengan 5 Tokoh Utama yang terkenal, yakni : a) Hung Hei-Koon ??? Hóng X?gu?n/Hung Hei Gun, Pencipta Kungfu Hung Gar Hung Hei Koon adalah murid utama dari Bhiksu Gee Sin Sim See. Beliau terkenal sebagai Ahli Gung Gee Fok Fu Kuen (Siu Lum Fook Fu Kuen)dan Cakar Harimau Sejati. Jurus cakar harimaunya terkenal sangat ganas dan bertenaga. Kebanyakan korban keganasan jurus Hung Hei Koon adalah para tentara Qing dan antek-antek Manchu. b) Lau Sam-Ngan ??? Liú S?ny?n/Lau Sam Ngan. Pencipta Kungfu Lau Gar Beliau dikenal dengan julukan “Lau si 3 Mata” c) Choi Kau-Yee ??? Cài Ji?yí/Choy Gau Yi, Pencipta Kungfu Choi Gar d) Lee Yau-San ??? L? Y?ush?n/Li Yau San, Pencipta Kungfu Lei Gar. Beliau adalah Guru dari Chan Heung, Pencipta Kungfu Choi Lei Fut e) Mok Ching-Kiu ??? Mò Q?ngji?o/Mok Ching Giu, Pencipta Kungfu Mok Gar


5. Wong Fei Hung


Beliau adalah Ahli Kungfu, Pendiri Rumah Obat Pho Chi Lam dan sekaligus Shinshe Akunpuntur yang sangat terkenal dengan berbagai jenis ilmu Kungfu seperti : Ilmu Pasangan Harimau dan Bangau, Tendangan Tanpa Bayangan, Toan Ta, Toya 8 Diagram dan lain-lain. Murid-murid Beliau yang sangat terkenal antara lain : Lam Sai Wing, Leung Fong, Tang Fung dan Lin Wan Gai. Wong Fei Hung merupakan anak dari Wong Kei Ying, salah satu Pesilat terkenal dari “10 Harimau Kanton”.


Pada masa hidupnya, Wong Fei Hung terkenal dengan berbagai pertarungan baik dengan para pesilat lokal maupun petarung asing demi mempertahankan “China’s Pride” yang pada saat itu jatuh hingga ke titik terendah. 2 (Dua) pertarungan yang sangat terkenal adalah pada saat Wong menjatuhkan lebih dari 50 orang pesilat gangster/bajak laut di pelabuhan hanya dengan sebatang toya dan pertarungan kedua adalah pada saat Beliau bersama dengan Liu Yong Fu berperang langsung dengan tentara Jepang di Taiwan.

Beliau sendiri merupakan murid langsung dari Pengemis Sakti So (Beggar So), Lam Fuk Sing dan ayahnya sendiri yang notabene adalah anak dari Wong Tai, murid langsung Luk Ah Choi, Ahli Kungfu Hung Gar dan sekaligus murid langsung dari Biksu Shaolin terkenal : Gee Sin Sim See, Li Bak Fu & Hung Hei Koon.


6. Hua Yan Jia (Fok Yuen Gap)


Beliau adalah Pendiri Chin Woo Athletic Association yang hingga kini telah tersebar lebih dari 50 cabang di USA, Kanada, Argentina, Peru, Makau, Hongkong, China, Jepang, Wales, Selandia Baru, Srilanka, Vietnam, Australia, Singapura, Thailand, Malaysia dan lain-lain. Beliau merupakan Pendekar Kungfu yang terkenal sangat nasionalis dan juga lahir dari keluarga pesilat aliran Huo. Pada masa hidupnya, baik Beliau maupun muridnya Liu Zhensheng terkenal sebagai Pendekar Kungfu yang banyak mengalahkan berbagai praktisi aliran beladiri dari berbagai negara seperti pegulat, petinju, Pejudo dan Karateka dari Rusia, Inggris dan Jepang. Huo Yan Jia meninggal pada umur 42 pada tahun 1910 dan berdasarkan hasil otopsi Tianjin Municipality Police Laboratory, ditemukan racun arsenik dalam tubuh Huo. Para petinggi Chin Woo dan Dokter pemeriksa menduga bahwa racun tersebut terkait dengan hasil pertarungan terakhir dengan Japanesse Judo Association (“JJA”) yang berakibat banyaknya anggota JJA yang menderita kekalahan atau luka fatal di matras pertarungan


.
7)Keluarga Chen, Chen Fa Ke
 
salah satu penerus Tai Chi aliran Chen yang sangat terkenal pada masa hidupnya karena tidak ada satupun lawan yang dapat mengalahkannya. Banyak Ahli Bela Diri baik aliran keras maupun lembut serta berbagai aliran Bela Diri lain yang mengakui bahwa Chen Fa Ke adalah Pesilat Tak Terkalahkan pada jamannya.


8)Keluarga Yang, Yang Lu Chan (Yang Fu Kui).


Beliau adalah Pendiri Tai Chi aliran Yang. Pada masa hidupnya, Beliau juga terkenal sebagai Pendekar dengan julukan “Yang Wu Di = Yang Tak Terkalahkan”. Keturunan Beliau dan penerusnya yang sangat terkenal antara lain : Yang Chien Hou, Yang Shao Hao, Yang Cheng Fu & Chen Man Ching. Ilmu Tai Chi Yang Lu Chan sendiri terkenal dengan sejumlah julukan, yakni Mien Quan (Cotton Fist)dan Hua Quan (Neutralising Fist).


9) Kuo Yun Shen (Guo Yun Shen/Yu Sheng)


terkenal dengan ilmu silatnya dan Nei Kung yang sangat tinggi. Beliau adalah ahli Kungfu Hsing – I (Xing Yi). Kuo Yun Shen dijuluki “Ban Bu Peng Kuo” karena terkenal dengan penguasaan ilmu Peng Quan (“Crushing Fist”) yang sempurna, salah satu ilmu dari 5 Elemen Hsing I). Konon Ilmu Tapak Kapasnya mampu merontokkan tubuh lawan cukup hanya dengan menyentuhnya. Kuo Yun Shen pernah menepuk 10 batubata dengan lembut dan semuanya hancur terburai. Beliau sendiri adalah murid terbaik dari Master Li Luoneng dan tidak pernah terkalahkan oleh siapapun pada jamannya. Hanya satu orang yang dapat mengimbangi Master Kuo Yun Shen, yakni Tung Hai Chuan dalam pertarungan sengit selama 3 hari 3 malam yang berakhir seri dan akhirnya mereka menjadi sahabat baik yang saling bertukar ilmu Kungfu.


10)Sun Lutang (Sun Fu Quan)


Beliau adalah Pencipta Tai Chi aliran Sun dan terkenal sebagai Ahli Hsing I dan Bagua. Beliau merupakan murid dari berbagai Ahli Kungfu seperti Bhiksu Wu, Kuo Yun Shen, Li Kui Yuan, Cheng Ting Hua (Ahli Baguazhang), Hao Wei Chen (Ahli Wu Yu Xiang Tai Chi) dan lain-lain. Julukan Beliau adalah : “Pendekar Kepala Harimau” dan “Lebih Pintar daripada Monyet Aktif”.


11) Tung Hai Chuan (Dong Haichuan)12)

adalah pencipta ilmu Baguazhang (Zhuanzhang)dan terkenal tidak terkalahkan pada jamannya. Salah satu pertarungan terkenalnya adalah pertarungan 3 hari 3 malam dengan Master Kuo Yun Shen yang berakhir seri. Selain ahli Baguazhang, Beliau juga ahli dalam ilmu Bafanshan, Hongquan, Xingmengquan, Jinggangquan, Erlangquan dan Lohanquan.


12. Yip Man (Ip Man)12

Yip Man (Ip Man) merupakan salah satu ahli Kungfu Wing Chun ternama dan terkenal sebagai Pesilat yang tak terkalahkan namun sangat “low profile”. Beliau merupakan murid langsung dari Chan Wah Sun, Ng Chung Sok & Leung Bik (anak dari Leung Jan). Selama di Foshan, Tiongkok, Beliau mempunyai beberapa murid yang terkenal antara lain : Lok Yiu, Chow Kwong Yue,Kwok Fu, Lun Kai,Chan Chi Sun dan Lui Ying. Pada saat di Hongkong, sejumlah murid Beliau yang terkenal adalah Leung Sheung, Lok Yiu, Chu Song Tin, Wong Shun Leung, Lo Man Kam dan Li Siau Lung (Bruce Lee).


13. Bruce Lee (Lee Jun Fan/Lee Siau Lung).

Praktisi Wing Chun dan Pendiri Jeet Kune Do (Intercepting Fist). Beliau adalah aktor sekaligus seniman bela diri yang berangkat dari hobi perkelahian jalanan bahkan dengan anggota2 geng mafia. Pada masa hidupnya, Beliau terkenal dengan sejumlah pertarungan nyata dengan berbagai praktisi bela diri baik pada masa syuting film maupun hari-hari yang telah ditentukan. Berikut adalah daftar sejumlah pertarungan Bruce Lee yang tercatat : a) Pada tahun 1958, Bruce Lee mengalahkan Juara Boxer Inggris 3x, Gary Elms di ronde ketiga dengan KO dalam kejuaran Hongkong Inter School Amateur Boxing Championship b) Sebelum berhadapan dengan Gary Elms, Bruce Lee mengalahkan Shen Yuen, Lieh Lo dan Yang Huang semuanya di ronde pertama dengan KO c) Bruce Lee mengalahkan Pu Chung, Ahli Kungfu Choy Li Fut dengan KO di ronde pertama dalam pertarungan Full Contact Body. Sponsor pertarungan tersebut adalah Wong Sheung Leung d) Selama tahun 1959-1960, Bruce Lee terlibat banyak pertarungan di jalanan dan rata-rata korbannya KO atau cacat, sehingga pihak Kepolisian menjadi sibuk akibat hobi Beliau e) Pada tahun 1962, Bruce Lee mengalahkan Uechi juara Karate Sabuk Hitam dengan KO 11 detik di Seattle. Taki Kimura justru menghitung KO tersebut dalam waktu 10 detik! f) Pada saat syting film The Big Boss di Thailand, Bruce menjawab tantangan dari para Muai Thay dengan meng-KO wakil mereka hanya dalam hitungan detik g) Pada saat syuting film Enter The Dragon, Bruce juga menjawab tantangan seorang Karateka Ban Hitam dengan meng-KOnya dalam hitungan detik h) Dalam beberapa kesempatan, Bruce menjawab tantangan dari berbagai ahli bela diri baik dengan menggunakan tangan kosong maupun senjata, namun semua lawannya rata-rata mengalami nasib KO atau tidak dapat melanjutkan pertarungan. Pada umumnya pertarungan tersebut disaksikan banyak orang atau ahli-ahli bela diri lainnya i) Pertarungan yang terlama dan cukup menguras energi Bruce Lee adalah pada saat Beliau berhadapan dengan Wong Jack Man, ahli Xing Yi, Kungfu Shaolin Selatan dan Tai Chi. Konon Wong Jack Man adalah petarung Kungfu dari Chin Woo School.

Pertarungan selesai dalam waktu 20-25 menit dengan kemenangan Bruce Lee. Di lain kesempatan, Wong Jack Man mengajukan tantangan kembali namun Bruce Lee tidak pernah menanggapi. Belajar dari pertarungan tersebut, Bruce mengintegrasikan seluruh kemampuan dan ilmu bela dirinya dan akhirnya menciptakan aliran bela diri baru, yakni : Jeet Kune Do.

14). Lu Bu

Lahir: 153
Wafat: 198

Lü Bu, nama lengkap Lü Fengxian, lahir di Wuyuan (sekarang di wilayah Mongolia Dalam) adalah seorang jenderal terkenal dari penghujung zaman Dinasti Han dan Tiga Negara. Lu Bu dengan ciri khas memakai penutup kepala dengan ekor, ia memiliki kuda yang sangat kuat : red hare

Lü Bu merupakan salah satu jenderal perang terhebat sepanjang sejarah China, yang ahli dalam berkuda, memanah, dan pertarungan dengan senjata. Terkenal oleh kekuatannya dan kehebatannya dalam medan pertempuran, namun demikian juga ahklaknya yg buruk, suka berubah-rubah, dan tidak dapat dipercaya. Ia juga adalah seorang yang menghalalkan segala cara untuk mewujudkan ambisinya. Lü Bu pertama kali mengabdi kepada Ding Yuan, yang kemudian berkomplot bersama He Jin untuk membunuh para menteri istana sepeninggal Kaisar Lingdi dan naik pangkat menjadi letnan jenderal.

Setelah Dong Zhuo mengangkat diri sebagai perdana menteri, ia kemudian menjadikan Lü Bu sebagai anak angkatnya dan panglima perang kekaisaran. Dengan Lü Bu di pihaknya Dong Zhuo memiliki kekuatan besar untuk menguasai dan melakukan kejahatan. Dong Zhuo mengambil alih ibukota dan kekaisaran serta melakukan banyak kejahatan yang juga membut banyak orang sedih dan menderita. Pertarungan besarnya adalah ketika ia ditugaskan menjaga benteng Hu Lao dari kepungan aliansi musuh. Tidak ada seorangpun yang menjadi tandinganya, hanya seorang Zhang Fei bertahan mengahadapinya. Jenderal besar Guan Yu dari pihak Liu Bei ikut membantu Zhang Fei, namun Lü Bu tetap bertahan tanpa menunjukan kelelahan yang berarti. Bergabungnya Liu Bei akhirnya memaksa Lü Bu mundur. Benteng Hu Lao berhasil ditaklukan, Dong Xhuo membakar ibukota dan melakukan eksodus besar-besaran dari Luo Yang ke Chang An. Wang Yun, salah seorng menteri mengatur siasat untuk membunuh Dong Zhuo, ia kemudian menggunakan anaknya Diao Chan, seorang penari yang sangat mempesona untuk memancing Lü Bu membunuh Dong Zhuo. Wan Yun berjanji akan menikahkan Lü Bu dengan putrinya Diao Chan jika Lu Bu berhasil membunuh Dong Zhuo. Karena sifat Dong Zhuo yang tidak sabar dan bertemperamen kasar, Lü Bu akhirnya murka dan membunuh Dong Zhuo atas hasutan Wang Yun tersebut.

Li Jue, bawahan Dong Zhuo memimpin pasukan menyerang dan mengusir Lü Bu dari ibukota, Lü Bu melarikan diri dalam pengasingan, mencari perlindungan kepada Yuan Shu, yang menolak untuk menerimanya, lalu ia juga pergi kepada Yuan Shao, Zhang Miao dan Liu Bei.

Ia akhirnya menyusun kekuatan di Xia Pi, di mana ia sering terlibat pertempuran dengan Cao Cao. Tahun 198, Cao Cao menyerang Xia Pi dan memukul mundur pasukan Lü Bu terus menerus serta akhirnya mengepung pasukan Lü Bu selama 3 bulan. Lü Bu dengan moral pasukan yang rendah diperparah dengan pengkhianatan bawahannya, Hou Cheng, Song Xian dan Wei Xu. Lü Bu tertangkap oleh Cao Cao, yang kemudian ia menawarkan jasanya untuk bekerja sebagai bawahan Cao Cao. Namun Liu Bei mengingatkan Cao Cao bahwa Lü Bu tidak dapat dipercaya dan membiarkannya hidup sangat berbahaya. Lü Bu kemudian dieksekusi oleh Cao Cao.Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa Lu Bu adalah jelmaan dari Sun Go Kong (Kera Sakti)


Ini adalah contoh orang yang berperang lebih menonjol menggunakan otot dibandingkan otak. Walaupun kuat, ia pun tersiksa oleh kebodohannya sendiri.

*Lu Bu dikenal sebagai tipe seseorang yang sangat sayang oleh anak kecil. Ia gemar menolong anak-anak di tiap desa/kota yang sedang ia perangi/pertahankan untuk segera pergi terlebih dahulu sebelum terjadinya perang. Ada beberapa pendekar lagi yang antara lain :

14). Shinse Lo Ban Teng


Selalu menarik untuk melihat capaian-capaian, kesimpulan, ataupun nasihat dari seorang guru besar yang telah melalui jalan panjang yang berliku-liku dalam senibeladiri.


Nun dekat di kota Semarang sini, pernah tinggal seorang ahli Kungfu bernama Lo Ban Teng berjulukan Pek Bin Kim Kong (malaikat berwajah putih). Lo Ban Teng lahir di kampung Tang-Ua-Bee-Kee, kota Cio-bee, provinsi Hokkian, Tiongkok Tengah pada tanggal 1 bulan keenam tahun 2437 (Masehi 1886). Setelah sebelumnya pernah mengunjungi Semarang pada waktu remaja, Lo Ban Teng menetap di Semarang sejak 1927 karena kecantol dengan seorang gadis bernama Go Bin Nio.

Lo Ban Teng merupakan ahli kuntao kesohor dan konon tak terkalahkan pada masanya. Lo Ban Teng merupakan murid dari Yoe Tjoen Gan dengan alirannya kungfu Siauw Lim Ho Yang Pay. Lo Ban Teng mewarisi sejilid buku resep-resep obat dan ilmu kungfu Ho Yang Pay serta sebuah ban pinggang kulit dari gurunya. Warisan tersebut hingga kini masih disimpan oleh keturunan LoBan Teng.

Salah satu aksi Lo Ban Teng yang menghebohkan dunia persilatan di tanah jawa pada waktu itu ialah ketika ia mengadakan acara Tjing Pie Say, acara dimana seni beladiri di tampilkan. Secara tradisi Cina, orang yang berani mengadakan acara Tjing Pie Say adalah seorang pemberani yang siap membuktikan kemampuannya menghadapi siapapun dalam hal seni beladiri. Acara ini dilaksanakan di Solo, Semarang, dan Yogya. Penyelenggara juga menempelkan poster-poster yg provokatif seperti: “Bwee Pa, Tju Li Lay” (Kalau mau coba, silahkan muncul), “Kia Sia Em Tang Lay” (Kalau takut mati, lebih baik jangan datang), “Pa Sie Ka Tie Tay” (Kalau kena serangan maut, urus sendiri kuburan anda) dll. Namun demikian pada saat itu tidak ada respon dari para pendekar di tanah jawa. Lo Ban Teng malah menerima surat kaleng berisi ancaman bahwa kalau ia tidak tutup mulut akan dipulangkan ke Cina dengan tendangan. Lo Ban Teng membalas ancaman ini dengan menantang sang penulis surat kaleng untuk muncul di muka publik. Festival Tjing Pie Say akhirnya dihentikan karena terlalu mahal dan tidak mencapai tujuannya yaitu untuk mencari ahli beladiri yang hebat di tanah jawa pada saat itu.

Untuk kisah lengkap tentang Lo Ban Teng, silahkan buka:

http://www.hokkian-siauwlim.com/LBTgb.html

Terlepas dari berbagai kekurangan dirinya sebagai manusia biasa, Lo Ban Teng diakui kehebatannya sebagai ahli kuntao yang hebat di tanah jawa maupun di tiongkok. Selain itu juga ia dikenal sebagai master kungfu yang sangat jujur dan apa adanya

Beberapa kejujurannya sempat tercatat dalam dialog tanya jawabnya antara lain adalah bahwa:

1. Ketika ditanya apakah sesorang bisa melompat setinggi atap rumah sebagaimana sering diceritakan orang-orang, Lo Ban Teng menjelaskan bahwa tanpa bantuan alat, seorang manusia mau latihan sekeras apapun tidak akan bisa melompat lebih tinggi dari tinggi badannya sendiri. Mahluk yg bisa melakukan hal demikian hanyalah mahluk yg memiliki kaki dengan lutut terbalik seperti kucing, anjing dll. Ia menegaskan bila ada yg mengatakan mampu melompat setinggi atap maka ia bohong. Kalau semudah itu maka ia bisa jual tiket dan menghasilkan banyak uang.

2. Ketika ditanya apakah benar seorang guru beladiri yg jago tidak bisa kena pukul dalam sparring, dan apabila terkena pukul maka ia kurang jago. Lo Ban Teng manjawab bahwa seorang guru yang memberi kesempatan secara serius kepada muridnya untuk menyerang bisa saja kena pukul. Lo Ban Teng bahkan menganalogikan seorang ahli boxing, sebagaimanapun jagonya, tidak ada yg tidak pernah kena pukul, pasti bisa kena pukul.

3. Ketika ditanya apakah ada gunanya belajar ilmu Thiam Hwee Kin alias ilmu totokan (pressure point) untuk beladiri, Lo Ban Teng tertawa dan menjawab kalau saja semudah itu maka seseorang bisa saja menotok seorang kaya dan mengambil uangnya. Ia menjelaskan bahwa benar ada bagian-bagian lemah pada tubuh manusia seperti tenggorokan, otot dll dan bila kena pukul di bagian-bagian ini orang bisa keok. Namun demikian mustahil untuk bisa menerapkan ini dalam pertarungan karena menurut ilmu pengobatan cina, untuk menghasilkan efek yg diinginkan ada masalah waktu dan aliran darah yg harus ditentukan, terlebih lagi sangat sulit untuk menyerang titik-titik ini dalam pertarungan sesungguhnya.

4. Lo Ban Teng juga menegaskan bahwa tidak benar bahwa orang bisa bertarung selama berjam-jam tanpa henti dan tidak benar bahwa ada orang yang bisa berlari secepat kuda. Ia juga menegaskan bahwa ilmu meringankan tubuh Hwi Heng Sut tidaklah eksis.

5. Menjawab pertanyaan apakah mungkin melatih jari jemari sehingga kuat menembus dinding, Lo Ban Teng menjawab bahwa hal tersebut mustahil. Jari bisa saja kuat, namun kuku-nya akan selalu patah secara menyakitkan.

Kejujuran selalu bermakna dan tak pernah lekang oleh waktu. Catatan ini sangatlah berharga karena jarang sekali seorang ahli kungfu sekaliber Sin She Lo Ban Teng bicara blak-blakan seperti ini.

Semoga catatan ini bisa berguna untuk membuka pikiran orang-orang yang masih terbuai berbagai mitos dalam senibeladiri.

Li Shu Wen Kungfu 8 mata angin


Li Shu Wen 李書文 (1864 – 1934)
adalah salah seorang legenda dalam dunia bela diri China, ahli dalam Ba Ji Chuan (八极拳) atau Kungfu 8 Mata Angin (Hakkyokuken).

(dia ini kurang suka difoto apa gimana gitu ampe dokumentasinya mukanya kurang jelas)


Li Shu Wen dilahirkan di desa Zhang Sha, dia adalah penduduk asli kabupaten Cang propinsi Hebei yang terkenal sebagai tanah kelahiran aliran Kung Fu yang terkenal di penjuru RRC baik secara geografis maupun sejarah.

Pada masa kanak-kanak, Li Shu Wen dijual ke sekelompok opera (semacam ketoprak China) untuk belajar menjadi Wu Sheng (karakter pendekar lelaki dalam opera China) karena kemiskinan. Kakinya sempat cidera dan karena hal ini dia dipulangkan. Tersebutlah seorang Jin Dian Sheng yang selain seorang guru Ba Ji Quan, juga merupakan ahli pengobatan, maka Li berguru padanya. Hingga akhir hayatnya, dia membenci orang yang sering siul-siul lagu lagu dair opera China. Bahkan murid-muridnya tidak berani bernyanyi atau bersiul lagu-lagu dari opera bila dia ada, karena mereka pasti akan dihukumnya. Walau begitu, kalau moodnya lagi bagus, dia akan memperagakan keahlian Wu Shengnya seperti berakrobat menggunakan kursi dan lainnya. Derita di masa kecilnya ini akan mempengaruhi karakternya di masa dewasanya sekaligus membentuk karakter yang sangat khas bagi pembentukan ilmu Ba Ji quannya.
Li pertama kali mempelajari beladiri dari Jian Dian Sheng (1785 – ???) dari desa Meng. Kemudian dia mengembara ke desa Luo dan belajar dari Huang Si Hai disana.

Li lebih dari seorang murid biasa. Kemampuan pembelajaran beladirinya bisa dibilang sangat tinggi. Hal ini bisa dibuktikan dari fakta bahwa dia tidak pernah terkalahkan dalam semua duel seumur hidupnya. Ilmu tombaknya sangat dahsyat hingga dia dikenal sebagai “Li sang Dewa Tombak”. Berkat ketekunan, bakat dan kemampuannya mengasah kekuatan, Li hampir tidak pernah menyerang lawannya lebih dari sekali. Salah satu kalimatnya yang paling terkenal adalah “Aku tidak tahu rasanya menlayangkan pukulan kedua”. Karena rata-rata musuhnya sudah kalah atau bahkan tewas setelah terkena serangan pertamanya. Dia bahkan menarik perhatian begitu banyak murid dan tak heran, sejumlah ahli bela diri yang sudah termasuk pendekar papan ataspun berguru padanya.
Fisik Li Shu Wen tergolong biasa saja, tetapi semangat dan penampilannya sangat mengesankan. Ketika jenderal Xu Lan Shou dari Dong Bei menjadi murinya, banyak jenderal dan prajurit yang lantas juga ikut berguru padanya. Ketika Li Jing Lin sedang berdinas di He Bei, dia mengundang Li Shu Wen untuk melatih di daerah Tian Jin. Pada saat yang sama Li Jing Lin juga mengundang dua ahli bela diri lain untuk mengajar di kediamannya. Li Shu Wen malah menganggap kedua ahli bela diri tersebut tidak cakap untuk mengajar bela diri, dan tidak akan cocok bila harus mengajar sesuai level pengajaran Li Shu Wen. Beberapa kali Li sempat menantang mereka tanpa sempat digubris. Suatu hari Li Jing Lin menggelar sebuah jamuan makan dan ketiga pengajarnya diminta untuk saling “bertukar jurus” (demonstrasi latih tanding) satu sama lain setelah makan malam usai. Li Shu Wen pertama kali memperagakan jurus Pai Zhang dari Ba Ji Quan, dan mengatakan bahwa dia hanya perlu menyerang lawan dengan satu jurus ini saja. Ketika pertarungan dimulai, Li segera menyarangkan sebuah serangan dengan telapak tangannya ke wajah lawan. Bukan hanya patah leher, lawannya langsung tewas dengan kedua bola mata keluar dari lubangnya. Ketika lawan keduanya muncul, Li tetap menggunakan Pai Zhang. Lawannya mengelak dan menggeser kepalanya ke samping, tetapi telapak tangan Li menghantam bahunya, mematahkan tulang selangka dan membuat tangannya terlepas dari bahu. Li Jing Lin jelas sangat tidak senang melihat kedua pelatihnya tewas dan terluka akibat perbuatan Li Shu Wen, dan mulai membencinya. Keduanya menjadi tidak akur dan setelah beberapa tahun, Li dipulangkan ke kabupaten Cang.

Murid terakhir sekaligus murid kesayangan Li adalah Liu Yun Chiao, juga merupakan muridnya yang paling terkenal. Kakek Liu adalah seorang Gubernur di Hebei. Ketika Liu masih kecil, dia lemah dan sering jatuh sakit. Ayahnya menyewa ahli beladiri untuk mengajari Liu kecil beladiri sekaligus agar tubuhnya menjadi kuat dan tidak mudah sakit. Guru terakhirnya adalah Li Shu Wen yang disewa ayahnya untuk tinggal dirumah dinasnya sehingga bisa mengajari Liu setiap hari. Setelah berlatih bersama 10 tahun lamanya, mereka mengembara keliling China (waktu itu belum Republik, masih kekaisaran) untuk mencari pengalaman lewat sejumlah latih-tanding. Liu sendiri pada akhirnya menjadi guru Ba Ji Chuan yang legendaris, seorang Grand Master.

Li Shu Wen bukanlah orang yang ramah. Dia pendiam, selalu menerima tantangan duel, dan bahkan tak segan-segan untuk mengatakan bahwa serangannya akan berakibat kematian, dan umumnya, lawannya pasti tewas di tangannya. Bahkan di akhir hidupnya sekalipun. Li ditantang oleh seorang pednekar tombak yang jauh lebih muda darinya, walaupun sudah berumur lebih dari 70 tahun, Li tetap menerima tantangannya dan menewaskan pendekar muda tadi. Keluarga pendekar muda tersebut marah dan berencana membunuh Li. Di suatu warung, ketika mampir minum dari perjalanan pulang ke kampung halaman dari ibukota, seseorang yang mengaku pengagumnya menawarinya minum teh yang terbilang sangat mahal, Li menerimanya tanpa sadar bahwa teh itu diracun. Nyawa Li tak tertolong lagi, ketika dokter tiba, Li sudah meninggal dalam posisi duduk bersila. Akhir hidup yang mengenaskan bagi seorang pendekar hebat. Walau begitu, Li sudah berkali-kali mengingatkan pada muridnya bahwa dia tahu bila banyak yang mendendam kepadanya dan tidak heran bila ada yang ingin membunuhnya. Di sisi lain, Li juga dikenal sebagai orang yang berdedikasi tinggi pada ilmunya. Setiap ada kesempatan, dia pasti melatih ilmu tombak yang merupakan favoritnya. Bahkan dalam pengajaran alirannya, hingga hari ini hal ini masih menjadi latihan rutin yang terbilang tidak biasa dalam pengajaran beladiri China pada umumnya..

Guru yang hebat akan menghasilkan murid yang hebat pula. Banyak murid-murdinya yang merupakan orang terkenal dalam sejarah beladiri. 4 muridnya dari desa Luo Tong adalah Han Hua Chen, Ma Ying Tu, Ma Fong Tzu dan Zhou Shu De. Mereka memperkenalkan bentuk paten Ba Ji Quan ke Central Martial Academy (Wisma Ilmu Negara) di Nanjing, sebuah organisasi yang memodernisasi teknik dan pembelajaran beladiri di China di awal masa kebangkitan Republik Rakyat China.

Liu Yun Qiao, murid terakhir Li Shu Wen, di manga Kenji versi Indonesia
ditulis sebagai Liu Gek Kyu.

Murid-murid lainnya diantaranya adalah Panglima Li Jin Lin (aahli pedang), Ren Guo Dong, Zhang Xiang Wu, Na Yu Kuen, Liu Hu Chen dan Liu Xu Dong. Murid pertama Li, Huo Dian Ge, menjadi bodyguard dan guru Fu Yi (Pu I), Kaisar China terakhir. Beberapa muridnya juga menjadi bodyguard Chiang Kai Shek, dan Mao Tse Dong. Jadi biarpun para politikus ini saling berbeda pendapat dan saling membenci, mereka saling mengerti bahayanya berkonforntasi langsung, dikarenakan para bodyguard mereka berasal dari satu perguruan dan tak akan mau saling hajar.

Kisah Li Shu Wen ini sempat diabadikan dalam satu tankoubun (episode) 21manga “Kenji” karya Ryuchi Matsuda dan Yoshihide Fujiwara, diawal 90an sempat beredar di Indonesia, diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Dalam terjemahan Indonesia, namanya dibaca Li Syo Bun. Dan Ryuchi Matsuda ini adalah salah satu ahli Ba Ji Quan aliran Li, dan kisah Kenji merupakan dramatisasi perjalanan hidupnya mempelajari dan meneliti ilmu bela diri ini.

“Bagi para menteri, Ba Ji Quan digunakan untuk mengatur negeri.Bagi para jenderal, Ba Ji Quan digunakan untuk mempertahankan negeri.” “Jangan takut kepada orang yang mempunyai banyak jurus, tetapi waspadalah kepada orang yang mempelajari satu jurus dan melatihnya terus menerus” – Li Shu Wen, diajarkan kepada Liu Yun Qiao.

source:

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5123217

http://jalanpetarung.blogspot.com/2006/06/artikel-lo-ban-teng-membumikan-mitos.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Kung_fu

http://indoculture.wordpress.com/2010/08/29/perkembangan-kungfu-china

http://batamku.info/13-pendekar-kungfu-yang-berkontribusi-besar-di-dunia-kungfu


Selengkapnya - Pendekar Kungfu Yang Berkontribusi Besar di Dunia Kungfu

Saturday, January 30, 2010

Tahun Baru China (Imlek) : Sejarah dan Mitologi

Lentera Imlek
Tahun Baru China merupakan hari raya yang paling penting dalam masyarakat China. Perayaan Tahun Baru China juga dikenal sebagai 春節 Chūnjié (Festival Musim Semi / Spring Festival), 農曆新年 Nónglì Xīnnián (Tahun Baru), atau 過年 Guònián atau sin tjia.
Diluar daratan China, Tahun Baru China lebih dikenal sebagai Tahun Baru Imlek. Kata Imlek (阴历 : Im = Bulan, Lek = penanggalan) berasal dari dialek Hokkian atau mandarinya yin li yang berarti kalender bulan. Perayaan Tahun Baru Imlek dirayakan pada tanggal 1 hingga tanggal 15 pada bulan ke-1 penanggalan kalender China yang menggabungkan perhitungan matahari, bulan, 2 energi yin-yang, konstelasi bintang atau astrologi shio, 24 musim, dan 5 unsur. (Festival Musim Semi).
Karena 1/5 penghuni bumi ini adalah orang China, maka Tahun Baru China hampir dirayakan oleh seluruh pelosok dunia dimana terdapat orang China, keturunan China atau pecinan. Banyak bangsa yang bertetangga dengan China turut merayakan Tahun Baru China seperti Taiwan, Korea, Mongolia, Vietnam, Nepal, Mongolia, Bhutan, dan Jepang.
Khusus di daratan China, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan negara-negara yang memiliki penduduk beretnis China, Tahun Baru China dirayakan dan sebagian telah berakultrasi dengan budaya setempat.
Penanggalan Kalender China
Pengaruh kemajuan kebudayaan Sungai Huang Ho (Kuning) dan Yang Tze

Gantungan Lentera
di daratan China tempo dulu, memberi pengaruh besar terhadap aspek kehidupan bangsa-bangsa yang bertetangga dengan China. Negara-negara Korea, Jepang dan Vietnam mengadopsi sistem penanggalan China, kultur serta aksara negaranya.
Dalam 1 Tahun China terdiri dari 12 bulan atau 13 bulan jika Tahun Kabisat. Dalam 1 bulan terdiri 29 atau 30 hari. Sehingga dalam setahun terdiri dari 355 hari atau 385 hari (Tahun Kabisat). Secara sistem penanggalan Masehi (Gregorian), Tahun Baru China pasti jatuh antara 21 Januari (paling awal) hingga 20 Februari (paling akhir) setiap tahunnya. Ini berarti hari raya biasanya jatuh pada bulan kedua setelah musim dingin.
Elemen Matahari pada Kalender ChinaSeperti sistem penanggalan Gregorian, Kalender China menggunakan referensi revolusi bumi terhadap matahari yakni 1 tahun terdiri dari 12 bulan atau 13 bulan jika tahun kabisat. Secara resmi, tahun China telah berusia 2560 tahun pada 2009 ini.
Elemen Bulan pada Kalender ChinaSeperti sistem penanggalan di India tempo dulu, Kalender China menggunakan referensi revolusi bulan terhadap bumi. Dalam 1 bulan China terdiri 29 atau 30 hari. Dimana tanggal 1 jatuh pada bulan mati (tilem) dan tanggal 15 jatuh pada bulan purnama. Elemen bulan ini sangat penting, karena mempengaruhi aspek psikologis manusia serta pengaruh alam (pasang-surut).Orang China mempercayai bahwa tanggal 1 dan 15 lunar merupakan tanggal ’sakral’ dimana pada saat itu, emosi manusia dan energi di bumi lagi naik/hangat. Nafsu, emosi, akan lebih mudah muncul pada bulan tilem dan purnama. Sehingga jika seseorang berlatih untuk berbuat dan berpikir baik, maka hal itu akan mendatangkan berkah. Fenomena yang serupa tapi tidak sama juga dapat dijumpai pada perilaku banyak hewan yang cenderung melakukan perkawinan pada periode tersebut (tanggal 28,29,30,1,2,3 dan 13,14,15,15,17 lunar).

Art Chinese
Elemen Shio (Rasi Bintang) pada Kalender ChinaPrinsip keharmonisan manusia dan alam yang diajarkan oleh filsuf China ribuan tahun silam pun mengilhami sistem kalender China. Ilmu pengetahuan China di masa prasejarah telah mampu melihat gejala hubungan antara kejadian di galaksi (bintang-bintang) dengan kehidupan di bumi (butterfly effect). Oleh karena itu, ditemukan 12 masa yang memiliki periode khusus yang mempengaruhi kehidupan di bumi yang dikenal sebagai shio.Berikut 12 shio yang dikenal masyarakat China (sering dijadikan ramalan) yakni:
Tikus (鼠) : 19 Feb1996, 7 Feb 2008
Kerbau (牛) : 7 Feb1997, 26 Jan 2009
Harimau (虎) : 28 Jan 1998, 14 Feb 2010
Kelinci (兔) : 16 Feb 1999, 3 Feb 2011
Naga (龍) : 5 Feb 2000, 23 Jan 2012
Ular (蛇) : 24 Jan 2001, 10 Feb 2013
Kuda (馬) : 12 Feb 2002, 31 Jan 2014
Kambing (羊) : 1 Feb 2003, 19 Feb 2015
Kera (猴) : 22 Jan 2004, 8 Feb 2016
Ayam (雞) : 9 Feb 2005, 28 Jan 2017
Anjing (狗) : 29 Jan 2006, 16 February 2018
Babi (豬) : 18 Feb 2007, 5 Feb 2019
Elemen Musim pada Kalender ChinaKalender China bukan saja bermanfaat bagi sistem perhitungan upah atau gaji. Sistem kalender China juga bermanfaat oleh hampir semua pelaku usaha, baik nelayan, petani (saat tanam dan saat panen), ataupun penambang.Dalam penanggalan China dikenal pembagian 24 musim, diantaranya adalah :- Permulaan musim semi : hari pertama pada musim ini adalah hari pertama Perayaan Tahun Baru Imlek- Musim hujan : hujan mulai turun.- Musim serangga : Serangga mulai tampak setelah tidur panjangnya selama musim dingin.
Elemen Energi dan Karateristik Alam pada Kalender ChinaSistem kalender China turut memperhitungkan dominansi unsur-unsur alam serta energi yin/yang. Masing-masing unsur-unsur memiliki periode 2 tahun yakni periode yin dan periode yang. Contohnya: tahun kayu yin, kayu yang, api yin, api yang, dst.Kelima karateristik unsur yakni:
kayu,
api,
tanah/bumi,
logam dan
air.
Contoh Shio dengan karateristik unsur
7 Feb 2008 : Tikus unsur Tanah Yang
26 Jan 2009 : Kerbau unsur Tanah Yin
14 Feb 2010 : Harimau unsur Logam Yang
3 Feb 2011 : Kelinci unsur Logam Yin
23 Jan 2012 : Naga Air Yang
10 Feb 2013 : Ular Air Yin
Koreksi Sistem PenanggalanUntuk mengsinkronkan elemen matahari, bulan, dan musim, sistem penanggalan China memiliki autokoreksi yakni dengan munculnya Lun Gwe’ atau tahun kabisat ‘China’ yang terjadi antara 2 atau 3 tahun sekali (7 kali dalam 19 tahun). Berselang satu kali jiéqì (musim) tahun matahari Cina adalah setara dengan satu pemulaan matahari ke dalam tanda zodiak tropis. Matahari selalu melewati titik balik matahari musim dingin (masuk Capricorn) selama bulan 11.
Kesimpulan Sistem PenanggalanSistem penanggalan China menggunakan berbagai elemen atau faktor yang dipadukan secara komprehensif seperti matahari, bulan, rasi bintang/shio, musim, 5 unsur dan energi. Kalender China memiliki sistem hari, bulan, tahun, periode 12 tahun, dan periode 60 tahun.
Periode 60 tahun diperoleh dari kombinasi 3 faktor (12 shio, 5 unsur, 2 energi). Ini artinya hanya setahun dalam 60 tahun, Kalender China memiliki shio, unsur, dan energi yang sama. [angka 60 diperoleh dari kelipatan nilai terkecil atau KPK dari bilangan 12, 5 dan 2]. Sehingga tahun Tikus Api Yang terjadi pada tahun 1936 akan sama kembali pada tahun 1996 (60 tahun kemudian).Karena kompleksitas serta begitu komprehensifnya sistem penanggalan China, sistem Kalender China menjadi sistem penanggalan yang terbaik, terlengkap, dan harmonis diantara sistem-sistem penanggalan yang ada di dunia.
Penentuan Umur
Setiap orang China umumnya menggunakan dua ‘jenis’ umur. Pertama (primer) adalah umur berdasarkan sistem kalender China sedangkan yang sekunder adalah sistem Gregorian (masehi). Menurut sistem penanggalan China, usia manusia dihitung sejak masa kehamilan. Sedangkan sistem Gregorian mulai menghitung usia sejak masa kelahiran. Sehingga umur seorang China menurut penanggalan China hampir selalu ‘umur Gregorian +1′. Contoh, seorang yang lahir di Mei 1990, maka usianya pada tahun Maret 2009 adalah 20 tahun (China) atau 19 tahun (Gregorian).
Filosopi sistem umur dan penanggalan China merupakan salah bentuk ilmu pengetahuan sekaligus etika pertama yang dihasilkan oleh para pemikir China lebih 4500 tahun yang lalu (2500 SM), dan dikembangkan secara komprehensif sekitar 3000 tahun yang lalu. Bayangkan saja, pada zaman itu, orang China berhasil menemukan penanggalan yang sangat komprehensif dengan memperhatikan unsur Matahari, Bulan, Musim, Tata Surya dan Bintang serta pola energi pada alam semesta.
Sedangkan secara filosofis umur, sistem umur China mengajarkan etika implisit yakni seorang janin yang telah dibuahi telah dinyatakan sebagai makhluk (usianya telah dihitung). Sehingga tindakan aborsi secara umum merupakan tindakan salah atau melanggar etika moral. Kecuali dalam kondisi atau keadaan sang Ibu yang tidak memungkinkan seperti membahayakan keselamatan sang Ibu. Jadi, jika seorang bayi pertama kali keluar dari rahim Ibu, perhitungan umurnya dihitung 10 bulan atau setahun.
Sejarah Penanggalan Imlek
Huang DiSistem kalender China mulai dikembangkan pada millenium ketiga sebelum masehi, konon ditemukan oleh penguasa legendaris pertama, Huáng Dì, yang memerintah antara tahun 2698 SM - 2599 SM. Dan dikembangkan lagi oleh penguasa legendaris keempat, Kaisar Yáo. Siklus 60 tahun (gānzhī atau liùshí jiǎzǐ) mulai digunakan pada millennium kedua sebelum masehi. Kalender yang lebih lengkap ditetapkan pada tahun 841 SM pada zaman Dinasti Zhōu dengan menambahkan penerapan bulan ganda dan bulan pertama satu tahun dimulai dekat dengan titik balik matahari pada musim dingin.
Dinasti QinKalender Sìfēn (empat triwulan), yang mulai diterapkan sekitar tahun 484 SM, adalah kalender China pertama yang memakai perhitungan lebih akurat, menggunakan penanggalan matahari 365¼ hari, dengan siklus 19 tahun (235 bulan), yang dalam ilmu pengetahuan Barat dikenal sebagai Peredaran Metonic. Titik balik matahari musim dingin adalah bulan pertamanya dan bulan gandanya disisipi mengikuti bulan ke 12. Pada tahun 256 SM, kalender ini mulai digunakan oleh negara Qín, kemudian diterapkan di seluruh negeri Cina setelah Qín mengambil alih keseluruhan negeri Cina dan menjadi Dinasti Qín. Kelender ini tetap digunakan sepanjang separuh pertama Dinasti Hàn Barat.
Dinasti HanKaisar Wǔ dari Dinasti Han Barat memperkenalkan reformasi kalender baru. Kalender Tàichū (Permulaan Agung) pada tahun 104 SM mempunyai tahun dengan titik balik matahari musim dingin pada bulan ke 12 dan menentukan jumlah hari untuk penanggalan bulan (satu bulan 29 atau 30 hari) dan bukan sesuai dengan prinsip terminologi matahari (yang secara keseluruhan sama dengan tanda zodiak). Sebab gerakan matahari digunakan untuk mengkalkulasi Jiéqì (ciri-ciri musim).Mitologi Tahun Baru Imlek
Berdasarkan cerita rakyatr dan legenda kuno, tahun baru China dirayakan ketika orang China berhasil melawan hewan mitos yang disebut sebagai Nian yang berarti tahun dalam bahasa China.

Ornamen Imlek
Makhluk Nian selalu muncul pada hari pertama Tahun Baru dan kedatangan Nian adalah memangsa hewan ternak, memakan hasil pertanian dan bahkan penduduk, terutama anak-anak.
Untuk selamat dari petaka Nian, masyarakat [desa] China akan menaruh sejumlah makanan di depan pintu mereka pada hari pertama tahun baru. Masyarakat percaya bahwa, jika Nian telah mengambil/memakan makanan yang telah disediakan oleh masyrakat, maka Nian tidak akan lagi menyerang orang/warga.
Suatu ketika, seorang penduduk menyaksikan [satu/seekor/semakhluk] Nian ketakutan dan lari menghindar dari seorang anak yang berkostum merah. Dari kejadian itu, maka penduduk desa akhirnya tahu kekurangan Nian yakni takut pada warna merah.
Semenjak itu, setiap menjelang dan selama Tahun Baru, penduduk akan menggantung lentera merah serta memasang tirai/gordin merah pada pintu dan jendela. Selain itu, masyarakat juga menggunakan mercun untuk menakuti Nian. Sejak itulah, Nian tidak pernah lagi muncul di desa mereka.Dan pada akhirnya, Nian berhasil ditangkap oleh Hongjun Lao Tze, seorang pendeta Tao. Nian kemudian menjadi hewan tunggangan Hongjun Lao Tze.
Realitas Makna Tahun Baru Imlek
Terlepas apakah mitos itu benar atau tidak, yang pasti perayaan Imlek merupakan perayaan yang dilakukan oleh para petani di Cina setelah melewati musim dingin yang menusuk dan mensyukuri permulaan musim baru penuh harapan yakni musim semi yang terjadi tiap tahunnya.
Perayaan ini dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama (Cap Go Meh). Acaranya meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Thian, dan perayaan Cap Go Meh. Tujuan dari persembahyangan ini adalah sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan mendapat rezeki lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana silaturahmi dengan kerabat dan tetangga.
Yang pasti, hari raya Imlek merupakan momen pertemuan seluruh anggota keluarga sekali dalam setahun. Anggota keluarga akan bersilahturahmi, saling berbagi dan memberikan pengalaman selama setahun. Perayaan ini menjadi sangat berarti tatkala setiap anggota keluarga dan tetangga saling menjalin kasih, saling mengayomi, dan memulai lembaran baru (dengan pakaian baru).

China Art Imlek
Tepat pada hari raya Imlek, semua orang berpakaian baru dan rapi. Anggota keluarga akan saling memberikan ucapan selamat dan pengharapan baru agar di tahun yang baru, semua berjalan sukses (kesehatan, keuangan, pekerjaan, relasi, bisnis).
Selain itu, ciri khas perayaan Imlek adalah ornamen-ornamen berwarna merah, kue keranjang, angpao, lentera, petasan/mercun, tebu, barongsai,
Makna Simbolis- Warna merah : kebahagiaan dan semangat hidup- Simbol ikan : lambang kelimpahan berkat kasih yang menghidupkan. Dengan memasang gambar ikan atau memakan ikan, mereka mengharap datangnya kelimpahan itu.- Harmoni dan kasih : anggota keluarga berkumpul, saling berbagi dan menyemangati
Sumber Referensi:
http://aspikaljakarta.blogspot.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Chinese_New_Year
Selengkapnya - Tahun Baru China (Imlek) : Sejarah dan Mitologi

Asal Usul Imlek


Dahulu kala ada seekor monster jahat yang memiliki kepala panjang dan
tanduk yang tajam. Monster yang bernama /nian/ ini sangat ganas, dia
berdiam didasar lautan, namun setiap tahun baru dia muncul kedarat untuk
menyerang penduduk desa dan menelan hewan ternak. Oleh karena itu setiap
menjelang tahun baru, seluruh penduduk desa selalu bersembunyi dibalik
pegunungan untuk menghindari serangan monster /nian/ ini.

Pada suatu hari saat menjelang pergantian tahun, semua penduduk desa
sedang sibuk mengemasi barang-barang mereka untuk mengungsi ke
pegunungan, datanglah seorang lelaki tua berambut abu-abu ke desa itu.
Dia memohon ijin menginap semalam pada seorang wanita tua dan
meyakinkannya bahwa dia dapat mengusir pergi monster /nian/ ini. Tak ada
satupun yang mempercayainya. Wanita tua ini memperingatkan dia untuk
ikut bersembunyi bersama penduduk desa lainnya, tetapi lelaki tua ini
bersikukuh menolaknya. Akhirnya penduduk desa meninggalkan dia sendirian
di desa itu.

Ketika monster nian mendatangi desa ini untuk membuat kekacauan,
tiba-tiba dia dikejutkan suara ledakan petasan. Nian menjadi sangat
ketakutan melihat warna merah, kobaran api dan mendengar suara petasan
itu. Pada saat bersamaan pintu rumah terbuka lebar lalu muncullah lelaki
tua itu dengan mengenakan baju berwarna merah sambil tertawa keras. Nian
terkejut dan menjadi pucat pasi, dan segera angkat kaki dari tempat itu.

Hari berikutnya, penduduk desa pulang dari tempat persembunyiannya,
mereka terkejut melihat seluruh desa utuh dan aman. Sesaat mereka baru
menyadari atas peristiwa yang terjadi. Lelaki tua itu sebenarnya adalah
Dewata yang datang untuk menolong penduduk desa mengusir monster nian
ini. Mereka juga menemukan 3 peralatan yang digunakan lelaki tua itu
untuk mengusir /nian/. Mulai dari itu, setiap perayaan Tahun Baru Imlek
mereka memasang kain merah, menyalakan petasan dan menyalakan lentera
sepanjang malam, menunggu datangnya Tahun Baru. Adat istiadat ini
akhirnya menyebar luar dan menjadi sebuah perayaan tradisional orang
Tionghoa yang megah dalam menyambut “berlalunya nian” (dalam bahasa
Tionghoa, nian berarti tahun).

Orang Tionghoa selalu mengkaitkan periode waktu dari hari ke 23 hingga
ke 30 dalam 12 belas bulan tahun lunar tepat sebelum Hari Raya Imlek
sebagai “nian kecil”.

Setiap keluarga Tionghoa diharuskan membersihkan lingkungan tempat
tinggal mereka untuk menyambut datangnya tahun baru. Disamping
membersihkan lingkungan sekitar, setiap keluarga Tionghoa membuat
berbagai hidangan menyambut Imlek yang terbuat dari daging ayam, bebek,
ikan dan sapi / babi, serta manisan dan buah-buahan. Tak ketinggalan
pula para orang tua membelikan baju baru untuk anak-anaknya dan
mempersiapkan bingkisan angpao saat mengunjungi kerabat dan keluarga.

Ketika malam Tahun Baru tiba, seluruh keluarga berkumpul bersama. Di
wilayah utara Tiongkok, setiap keluarga memiliki tradisi makan kue bola
apel, yang dalam bahasa Tionghoa-nya disebut /Jiao/, pelafalannya sama
dengan kata /bersama/ dalam bahasa Tionghoa, sehingga kue bola apel
sebagai symbol kebersamaan dan kebahagiaan keluarga. Selain itu /jiao/
juga bermakna datangnya tahun baru. Diwilayah selatan Tiongkok,
masyarakatnya suka sekali memakan kue manisan Tahun Baru (yang terbuat
dari tepung beras lengket), yang melambangkan manisnya kehidupan dan
membuat kemajuan dalam Tahun Baru ini (dalam bahasa Tionghoa kata “kue”
dan “membuat kemajuan” memiliki pelafalan yang sama dengan kata /gao/)
Menjelang jam 12 malam, setiap keluarga akan menyalakan petasan.

Hari pertama Tahun Baru Imlek, orang Tionghoa menggunakan baju baru dan
mengucapkan selamat kepada orang yang lebih tua. Anak-anak yang
mengucapkan tahun baru kepada yang lebih tua, akan mendapatkan /angpao/
uang. Sedangkan pada hari kedua dan ketiga, mereka saling mengunjungi
teman dan kerabat dekatnya.

Selama masa perayaan Tahun Baru Imlek, pada umumnya jalan-jalan diarea
perdagangan penuh sesak dengan keluarga Tionghoa yang berbelanja untuk
keperluan Imlek. Dibeberapa tempat diluar negeri biasanya diadakan
berbagai acara hiburan menyambut Imlek seperti pertunjukkan Barongsai
dan Naga, pasar bunga dan pameran klenteng.

Setelah hari ke 15 bulan pertama dalam kalender Lunar, adalah waktu
diadakannya Festival Lentera, yang menandakan berakhirnya perayaan Tahun
Baru Imlek.
Selengkapnya - Asal Usul Imlek

Asal usul Hong Bao (Ang Bao)


Tradisi Angpao & Asal mulanya
Angpao (Hanzi: , hanyu pinyin: hong bao) adalah bingkisan dalam amplop merah yang biasanya berisikan sejumlah uang sebagai hadiah menyambut tahun baru Imlek.

Namun angpao sebenarnya bukan hanya monopoli perayaan tahun baru Imlek semata karena angpao melambangkan kegembiraan dan semangat yang akan membawa nasib baik, sehingga angpao juga ada di dalam beberapa perhelatan penting seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru dan lain-lain yang bersifat suka cita.

Jumlah uang yang ada dalam sebuah amplop angpao bervariasi. Untuk perhelatan yang bersifat suka cita biasanya besarnya dalam angka genap, angka ganjil untuk kematian. Oleh karena angka 4 terasosiasi dengan ketidak beruntungan - pelafalan angka 4 bisa berarti "mati" - maka jumlah uang dalam amplop angpao tidak berisi 4. Walaupun demikian, angka 8 terasosiasi untuk keberuntungan - pelafalan angka 8 berarti "kekayaan". Makanya jumlah uang dalam amplop angpao seringkali merupakan kelipatan 8.


Asal usul tradisi memberikan angpao sewaktu menyambut tahun baru Imlek.

Sejak lama, warna merah melambangkan kebaikan dan kesejahteraan di dalam kebudayaan Tionghoa. Warna merah menunjukkan kegembiraan, semangat yang pada akhirnya akan membawa nasib baik.

Angpao sendiri adalah dialek Hokkian, arti harfiahnya adalah bungkusan/amplop merah. Sebenarnya, tradisi memberikan angpao sendiri bukan hanya monopoli tahun baru Imlek, melainkan di dalam peristiwa apa saja yang melambangkan kegembiraan seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru dan lain2, angpao juga akan ditemukan.

Angpao pada tahun baru Imlek mempunyai istilah khusus yaitu "Ya Sui", yang artinya hadiah yang diberikan untuk anak2 berkaitan dengan pertambahan umur/pergantian tahun. Di zaman dulu, hadiah ini biasanya berupa manisan, bonbon dan makanan. Untuk selanjutnya, karena perkembangan zaman, orang tua merasa lebih mudah memberikan uang dan membiarkan anak2 memutuskan hadiah apa yang akan mereka beli. Tradisi memberikan uang sebagai hadiah Ya Sui ini muncul sekitar zaman Ming dan Qing. Dalam satu literatur mengenai Ya Sui Qian dituliskan bahwa anak2 menggunakan uang untuk membeli petasan, manisan. Tindakan ini juga meningkatkan peredaran uang dan perputaran roda ekonomi di Tiongkok di zaman tersebut.

Angpao apakah disebut angpao di zaman dulu? Bagaimana bentuknya?

Tidak. Uang kertas pertama kali digunakan di Tiongkok pada zaman Dinasti Song, namun baru benar2 resmi digunakan secara luas di zaman Dinasti Ming. Walaupun telah ada uang kertas, namun karena uang kertas nominalnya biasanya sangat besar sehingga jarang digunakan sebagai hadiah Ya Sui kepada anak2.

Di zaman dulu, karena nominal terkecil uang yang beredar di Tiongkok adalah keping perunggu (wen atau tongbao). Keping perunggu ini biasanya berlubang segi empat di tengahnya. Bagian tengah ini diikatkan menjadi untaian uang dengan tali merah. Keluarga kaya biasanya mengikatkan 100 keping perunggu buat Ya Sui orang tua mereka dengan harapan mereka akan berumur panjang.

Jadi, dari sini dapat kita ketahui bahwa bungkusan kertas merah (angpao) yang berisikan uang belum populer di zaman dulu.

Pemberian angpao apakah punya makna tersendiri?

Orang Tionghoa menitik beratkan banyak masalah pada simbol-simbol, demikian pula halnya dengan tradisi Ya Sui ini. Sui dalam Ya Sui berarti umur, mempunyai lafal yang sama dengan karakter Sui yang lain yang berarti bencana. Jadi, Ya Sui bisa disimbolkan sebagai "mengusir/meminimalkan bencana" dengan harapan anak2 yang mendapat hadiah Ya Sui akan melewati 1 tahun ke depan yang aman tenteram tanpa halangan berarti.

Siapa yang wajib memberikan angpao dan berhak menerima angpao?

Di dalam tradisi Tionghoa, orang yang wajib dan berhak memberikan angpao biasanya adalah orang yang telah menikah, karena pernikahan dianggap merupakan batas antara masa kanak2 dan dewasa. Selain itu, ada anggapan bahwa orang yang telah menikah biasanya telah mapan secara ekonomi. Selain memberikan angpao kepada anak2, mereka juga wajib memberikan angpao kepada yang dituakan.

Bagi yang belum menikah, tetap berhak menerima angpao walaupun secara umur, seseorang itu sudah termasuk dewasa. Ini dilakukan dengan harapan angpao dari orang yang telah menikah akan memberikan nasib baik kepada orang tersebut, dalam hal ini tentunya jodoh. Bila seseorang yang belum menikah ingin memberikan angpao, sebaiknya cuma memberikan uang tanpa amplop merah.

Namun tradisi di atas tidak mengikat. Sekarang ini, pemberikan angpao tentunya lebih didasarkan pada kemapanan secara ekonomi, lagipula makna angpao bukan sekedar terbatas berapa besar uang yang ada di dalamnya melainkan lebih jauh adalah bermakna senasib sepenanggungan, saling mengucapkan dan memberikan harapan baik untuk 1 tahun ke depan kepada orang yang menerima angpao tadi.
Selengkapnya - Asal usul Hong Bao (Ang Bao)

Thursday, June 18, 2009

BARONGSAI LBD WANORO SETO SURABAYA

LATAR BELAKANG

1. Setiap sebuah negara mempunyai suatu ciri Khas tentang kebudayaan yang menarik yang bisa ditonjolkan dan dikenal diseluruh penjuru Dunia .

2. Negeri Tionghoa misalnya paling dikenal dengan kebudayaan SENI nya yang sesuai dengan karakteristik alam yang ada .

3. Kebudayaan ada juga yang dijadikan sebuah ciri khas .

4. Di negeri Tionghoa BARONGSAI, WUSHU , LIANG LIONG kebudayaan SENI yang sampai abad ini masih populer dan image nya / pandangan khalayak masyarakat bahwa dengan adanya SENI ini sebuah acara akan lebih spektakular

Untuk Download Proposal klik disini

Selengkapnya - BARONGSAI LBD WANORO SETO SURABAYA

LBDWS CABANG JEMBER

Salam olah raga,

Lembaga Bela Diri Wanoro Seto cabang Jember didirikan pada tanggal 22 November 1998 berdasarkan surat keterangan kantor sosial politik Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Jember dengan nomor : 05/LBD-Wanoro Seto/XI/1998. Pionir pertama tempat latihan LBD Wanoro Seto yaitu di Unversitas Jember. LBD Wanoro Seto Ranting Universitas Jember sendiri didirikan pada tanggal 16 Mei 1999 di Ruang Peradilan Semu Fakultas Hukum Universitas Jember. Pendiri pertama adalah Silvia Yamis dan Subiantono, yang berasal dari Surabaya.

Perkembangan LBD Wanoro Seto cabang Jember mulai tahun 1998 dari awal tahun berdirinya sampai tahun 2008, sudah memiliki ranting yaitu : Ranting Universitas Jember, Ranting SMAN 4 Jember, Ranting SMK Kartini Jember, Ranting SMPN 1 Jenggawah Jember. LBD Wanoro Seto cabang Jember telah melahirkan 9 generasi dengan mengambil konsep marga dalam etnis Tionghoa, dari atas mengakar ke bawah.

Jadwal kegiatan LBD Wanoro Seto cabang Jember terlampir dalam sebuah kurikulum sederhana dan ringkas, yang mencakup kegiatan tingkat dasar, tingkat 1 dan tingkat 2. awal kegiatan pada bulan Juli mengikuti kegiatan tahun ajaran baru bagi siswa dan siswi sekolah dasar sampai sekolah menengah dan perguruan tinggi. Selain kegiatan pokok dalam dunia bela diri, terdapat pula kegiatan tambahan yang berupa Pengajian Jum’at manis, Ramadhan Plus, Perayaan Tahun Baru Hijriyah atau Suroan dan Pengajian Rutin Mingguan (Pengkajian Kita Durrotun Nasihin).

Prestasi yang diraih oleh LBD Wanoro Seto cabang Jember diantaranya :

1. Juara III Putra Rektor Cup Pencak Silat Se-Universitas Jember tahun 2002.

2. Juara III Putra Kejurda Pencak Silat Jawa Timur di Kediri tahun 2005.

3. Juara III Kelas F Putra Kejurcab Pencak Silat Jember tahun 2006.

4. Juara III Kelas B Putri Kejurcab Pencak Silat Jember tahun 2006.

5. Juara III Kelas A Putra Kejurcab Pencak Silat Jember tahun 2007.

6. Juara III Kelas B Putra Kejurcab Pencak Silat Jember tahun 2007.

Selengkapnya - LBDWS CABANG JEMBER

ACARA 1 SUROAN

Dalam rangka menyambut dan meperingati Tahun Baru Islam 1429 H, anggota LBD Wanoro Seto mengadakan acara suroan bersama yang dilaksanakan pada tanggal 10-11 Januari 2008 di Dusun Sentong Desa Kertanegara Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Acara ini diikuti oleh 5 orang yang terdiri dari tingkat I, II, dan III.

Adapun acara-acara yang kami laksanakan menjelang tahun baru Hijriyah diantaranya :

1. Membaca yasin dan tahlil bersama-sama yang dilaksanakan di sebuah mushola kuno yang didirikan pada tanggal 15 Januari 1954 milik keluarga Bapak Yasin.

2. Introspeksi diri kita masing-masing tentang peristiwa dan kejadian yang telah kita alami di tahun 2007 melalui kegiatan pembacaan Al-Qur’an dan terjemahan yang dibaca secara bergantian.

3. Sholat akhir tahun dan awal tahun secara bersama-sama.

4. Acara ritual di Sendang Sentong yang konon air di sendang tersebut dapat digunakan untuk penyembuhan diantaranya mandi kembang secara bergantian dan penyucian benda pusaka seperti keris, tombak, dsb.

Selengkapnya - ACARA 1 SUROAN

LAPORAN PERKEMBANGAN LEMBAGA BELA DIRI WANORO SETO SURABAYA

Tahun demi tahun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya cabang Wanoro Seto di Surabaya tanpa terasa Wanoro Seto sudah berumur hampir 10 tahun di mana kepengurusan cabang Surabaya sudah berganti-ganti kepenguruaan yang baru cabang Surabaya.

Ketua : Sylvia

Wakil : M. Fitra

Seketaris : Naning

Bendahara : Ani

Dengan meneruskan program yang lama dengan ditambahnya program yang baru. Ketua cabang Wanoro Seto Surabaya Harianto mengutarakan program seperti adanya training center untuk persiapan San-Sho yang diadakan tiap hari Senin sore dalam hal ini pelatihnya di pegang langsung oleh Subiantono.

Dikirimnya siswa-siswi Wanoro Seto ke AWI (Academi Wushu Indonesia) sebanyak 12 orang :

1. Basir 7. Teguh

2. Mela 8. Agus

3. Maya 9. Dinar

4. Fitra 10. Naning

5. Tedi 11. Andre

6. Tia 12. Adit

Dikirimnya untuk berlatih Tai Chi di sasana BOROBUDUR sebanyak 4 orang.

1. Fitri

2. Naning

3. Musyarofah

4. Erni

Progaram dikirimnya siswa/siswi ke TAI CHI dan AWI adalah yang berguna untuk kemajuan Wanoro Seto yang kedepannya setelah lulus, para siswa/siswi bisa mengajarkan ilmunya ke anggota Wanoro Seto yang lainnya. Serta bisa tampil di ajang even-even atau kejuaraan selain San-Sho.

Diprogramkannya TC karena adanya pernah ikutnya kejuaraan San-Sho seperti Hwato Cup II dan Free Fighting dimana atlit Wanoro Seto belum bisa mencapai titik maksimal yang di inginkan cabang Surabaya untuk mendapatkan mendali emas maka di persiapkan atlit-atlit San-Sho untuk menghadapi kejuaraan yang akan datang.

Program yang diadakannya latihan gabungan selama 4 bulan sekali yang kegiatannya diadakan di luar kota Surabaya, dimana fungsi dari kegiatan latihan GAB selain ajang silaturahmi dan menyegarkan pikiran para siswa/siswi juga prestasi antar ranting Surabaya.

Di Surabaya sendiri mempunyai 5 ranting :

1. Ranting SMPN42 dibina oleh saudara Harianto

2. Ranting SMPN29 dibina oleh saudara Agus Subianto

3. Ranting Siwalankerto dibina oleh saudara Bondan Setiawan

4. Ranting PGRI 13 dibina oleh saudara Naning

5. Ranting Harapan kita dibina oleh saudara Subianto

Juga diadakan rapat cabang (sarsilahan) yang di adakan tiap 40 hari sekali, dengan di adakan acara ini akan bisa mengurangi permasalahan di setiap ranting dan pada cabang Surabaya untuk program kenaikan sabuk, diadakan setiap 1 tahun sekali tahun 2007 cabang Surabaya kenaikan subuk dan pengesahan sengaja diundur oleh pengurus cabang Surabaya yang biasanya di adakan pada bulan Februari tahun 2008 akan diadakan kenaikan sabuk bulan Juni karena dengan pertimbangan banyaknya siswa-siswi Wanoro Seto yang sebelum bulan juni mengikuti EBTANAS.

Dengan progran tersebut di atas ketua cabang sebagai Harianto mempunyai cita-cita dan mempunyai target pada atlit-atlit wushu berikutnya pada kejuaraan SAN –SHO , THAU LUK atau TAICHI atlit mendapatkan mendali Emas.

Selengkapnya - LAPORAN PERKEMBANGAN LEMBAGA BELA DIRI WANORO SETO SURABAYA