Saturday, January 30, 2010

Tahun Baru China (Imlek) : Sejarah dan Mitologi

Lentera Imlek
Tahun Baru China merupakan hari raya yang paling penting dalam masyarakat China. Perayaan Tahun Baru China juga dikenal sebagai 春節 Chūnjié (Festival Musim Semi / Spring Festival), 農曆新年 Nónglì Xīnnián (Tahun Baru), atau 過年 Guònián atau sin tjia.
Diluar daratan China, Tahun Baru China lebih dikenal sebagai Tahun Baru Imlek. Kata Imlek (阴历 : Im = Bulan, Lek = penanggalan) berasal dari dialek Hokkian atau mandarinya yin li yang berarti kalender bulan. Perayaan Tahun Baru Imlek dirayakan pada tanggal 1 hingga tanggal 15 pada bulan ke-1 penanggalan kalender China yang menggabungkan perhitungan matahari, bulan, 2 energi yin-yang, konstelasi bintang atau astrologi shio, 24 musim, dan 5 unsur. (Festival Musim Semi).
Karena 1/5 penghuni bumi ini adalah orang China, maka Tahun Baru China hampir dirayakan oleh seluruh pelosok dunia dimana terdapat orang China, keturunan China atau pecinan. Banyak bangsa yang bertetangga dengan China turut merayakan Tahun Baru China seperti Taiwan, Korea, Mongolia, Vietnam, Nepal, Mongolia, Bhutan, dan Jepang.
Khusus di daratan China, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan negara-negara yang memiliki penduduk beretnis China, Tahun Baru China dirayakan dan sebagian telah berakultrasi dengan budaya setempat.
Penanggalan Kalender China
Pengaruh kemajuan kebudayaan Sungai Huang Ho (Kuning) dan Yang Tze

Gantungan Lentera
di daratan China tempo dulu, memberi pengaruh besar terhadap aspek kehidupan bangsa-bangsa yang bertetangga dengan China. Negara-negara Korea, Jepang dan Vietnam mengadopsi sistem penanggalan China, kultur serta aksara negaranya.
Dalam 1 Tahun China terdiri dari 12 bulan atau 13 bulan jika Tahun Kabisat. Dalam 1 bulan terdiri 29 atau 30 hari. Sehingga dalam setahun terdiri dari 355 hari atau 385 hari (Tahun Kabisat). Secara sistem penanggalan Masehi (Gregorian), Tahun Baru China pasti jatuh antara 21 Januari (paling awal) hingga 20 Februari (paling akhir) setiap tahunnya. Ini berarti hari raya biasanya jatuh pada bulan kedua setelah musim dingin.
Elemen Matahari pada Kalender ChinaSeperti sistem penanggalan Gregorian, Kalender China menggunakan referensi revolusi bumi terhadap matahari yakni 1 tahun terdiri dari 12 bulan atau 13 bulan jika tahun kabisat. Secara resmi, tahun China telah berusia 2560 tahun pada 2009 ini.
Elemen Bulan pada Kalender ChinaSeperti sistem penanggalan di India tempo dulu, Kalender China menggunakan referensi revolusi bulan terhadap bumi. Dalam 1 bulan China terdiri 29 atau 30 hari. Dimana tanggal 1 jatuh pada bulan mati (tilem) dan tanggal 15 jatuh pada bulan purnama. Elemen bulan ini sangat penting, karena mempengaruhi aspek psikologis manusia serta pengaruh alam (pasang-surut).Orang China mempercayai bahwa tanggal 1 dan 15 lunar merupakan tanggal ’sakral’ dimana pada saat itu, emosi manusia dan energi di bumi lagi naik/hangat. Nafsu, emosi, akan lebih mudah muncul pada bulan tilem dan purnama. Sehingga jika seseorang berlatih untuk berbuat dan berpikir baik, maka hal itu akan mendatangkan berkah. Fenomena yang serupa tapi tidak sama juga dapat dijumpai pada perilaku banyak hewan yang cenderung melakukan perkawinan pada periode tersebut (tanggal 28,29,30,1,2,3 dan 13,14,15,15,17 lunar).

Art Chinese
Elemen Shio (Rasi Bintang) pada Kalender ChinaPrinsip keharmonisan manusia dan alam yang diajarkan oleh filsuf China ribuan tahun silam pun mengilhami sistem kalender China. Ilmu pengetahuan China di masa prasejarah telah mampu melihat gejala hubungan antara kejadian di galaksi (bintang-bintang) dengan kehidupan di bumi (butterfly effect). Oleh karena itu, ditemukan 12 masa yang memiliki periode khusus yang mempengaruhi kehidupan di bumi yang dikenal sebagai shio.Berikut 12 shio yang dikenal masyarakat China (sering dijadikan ramalan) yakni:
Tikus (鼠) : 19 Feb1996, 7 Feb 2008
Kerbau (牛) : 7 Feb1997, 26 Jan 2009
Harimau (虎) : 28 Jan 1998, 14 Feb 2010
Kelinci (兔) : 16 Feb 1999, 3 Feb 2011
Naga (龍) : 5 Feb 2000, 23 Jan 2012
Ular (蛇) : 24 Jan 2001, 10 Feb 2013
Kuda (馬) : 12 Feb 2002, 31 Jan 2014
Kambing (羊) : 1 Feb 2003, 19 Feb 2015
Kera (猴) : 22 Jan 2004, 8 Feb 2016
Ayam (雞) : 9 Feb 2005, 28 Jan 2017
Anjing (狗) : 29 Jan 2006, 16 February 2018
Babi (豬) : 18 Feb 2007, 5 Feb 2019
Elemen Musim pada Kalender ChinaKalender China bukan saja bermanfaat bagi sistem perhitungan upah atau gaji. Sistem kalender China juga bermanfaat oleh hampir semua pelaku usaha, baik nelayan, petani (saat tanam dan saat panen), ataupun penambang.Dalam penanggalan China dikenal pembagian 24 musim, diantaranya adalah :- Permulaan musim semi : hari pertama pada musim ini adalah hari pertama Perayaan Tahun Baru Imlek- Musim hujan : hujan mulai turun.- Musim serangga : Serangga mulai tampak setelah tidur panjangnya selama musim dingin.
Elemen Energi dan Karateristik Alam pada Kalender ChinaSistem kalender China turut memperhitungkan dominansi unsur-unsur alam serta energi yin/yang. Masing-masing unsur-unsur memiliki periode 2 tahun yakni periode yin dan periode yang. Contohnya: tahun kayu yin, kayu yang, api yin, api yang, dst.Kelima karateristik unsur yakni:
kayu,
api,
tanah/bumi,
logam dan
air.
Contoh Shio dengan karateristik unsur
7 Feb 2008 : Tikus unsur Tanah Yang
26 Jan 2009 : Kerbau unsur Tanah Yin
14 Feb 2010 : Harimau unsur Logam Yang
3 Feb 2011 : Kelinci unsur Logam Yin
23 Jan 2012 : Naga Air Yang
10 Feb 2013 : Ular Air Yin
Koreksi Sistem PenanggalanUntuk mengsinkronkan elemen matahari, bulan, dan musim, sistem penanggalan China memiliki autokoreksi yakni dengan munculnya Lun Gwe’ atau tahun kabisat ‘China’ yang terjadi antara 2 atau 3 tahun sekali (7 kali dalam 19 tahun). Berselang satu kali jiéqì (musim) tahun matahari Cina adalah setara dengan satu pemulaan matahari ke dalam tanda zodiak tropis. Matahari selalu melewati titik balik matahari musim dingin (masuk Capricorn) selama bulan 11.
Kesimpulan Sistem PenanggalanSistem penanggalan China menggunakan berbagai elemen atau faktor yang dipadukan secara komprehensif seperti matahari, bulan, rasi bintang/shio, musim, 5 unsur dan energi. Kalender China memiliki sistem hari, bulan, tahun, periode 12 tahun, dan periode 60 tahun.
Periode 60 tahun diperoleh dari kombinasi 3 faktor (12 shio, 5 unsur, 2 energi). Ini artinya hanya setahun dalam 60 tahun, Kalender China memiliki shio, unsur, dan energi yang sama. [angka 60 diperoleh dari kelipatan nilai terkecil atau KPK dari bilangan 12, 5 dan 2]. Sehingga tahun Tikus Api Yang terjadi pada tahun 1936 akan sama kembali pada tahun 1996 (60 tahun kemudian).Karena kompleksitas serta begitu komprehensifnya sistem penanggalan China, sistem Kalender China menjadi sistem penanggalan yang terbaik, terlengkap, dan harmonis diantara sistem-sistem penanggalan yang ada di dunia.
Penentuan Umur
Setiap orang China umumnya menggunakan dua ‘jenis’ umur. Pertama (primer) adalah umur berdasarkan sistem kalender China sedangkan yang sekunder adalah sistem Gregorian (masehi). Menurut sistem penanggalan China, usia manusia dihitung sejak masa kehamilan. Sedangkan sistem Gregorian mulai menghitung usia sejak masa kelahiran. Sehingga umur seorang China menurut penanggalan China hampir selalu ‘umur Gregorian +1′. Contoh, seorang yang lahir di Mei 1990, maka usianya pada tahun Maret 2009 adalah 20 tahun (China) atau 19 tahun (Gregorian).
Filosopi sistem umur dan penanggalan China merupakan salah bentuk ilmu pengetahuan sekaligus etika pertama yang dihasilkan oleh para pemikir China lebih 4500 tahun yang lalu (2500 SM), dan dikembangkan secara komprehensif sekitar 3000 tahun yang lalu. Bayangkan saja, pada zaman itu, orang China berhasil menemukan penanggalan yang sangat komprehensif dengan memperhatikan unsur Matahari, Bulan, Musim, Tata Surya dan Bintang serta pola energi pada alam semesta.
Sedangkan secara filosofis umur, sistem umur China mengajarkan etika implisit yakni seorang janin yang telah dibuahi telah dinyatakan sebagai makhluk (usianya telah dihitung). Sehingga tindakan aborsi secara umum merupakan tindakan salah atau melanggar etika moral. Kecuali dalam kondisi atau keadaan sang Ibu yang tidak memungkinkan seperti membahayakan keselamatan sang Ibu. Jadi, jika seorang bayi pertama kali keluar dari rahim Ibu, perhitungan umurnya dihitung 10 bulan atau setahun.
Sejarah Penanggalan Imlek
Huang DiSistem kalender China mulai dikembangkan pada millenium ketiga sebelum masehi, konon ditemukan oleh penguasa legendaris pertama, Huáng Dì, yang memerintah antara tahun 2698 SM - 2599 SM. Dan dikembangkan lagi oleh penguasa legendaris keempat, Kaisar Yáo. Siklus 60 tahun (gānzhī atau liùshí jiǎzǐ) mulai digunakan pada millennium kedua sebelum masehi. Kalender yang lebih lengkap ditetapkan pada tahun 841 SM pada zaman Dinasti Zhōu dengan menambahkan penerapan bulan ganda dan bulan pertama satu tahun dimulai dekat dengan titik balik matahari pada musim dingin.
Dinasti QinKalender Sìfēn (empat triwulan), yang mulai diterapkan sekitar tahun 484 SM, adalah kalender China pertama yang memakai perhitungan lebih akurat, menggunakan penanggalan matahari 365¼ hari, dengan siklus 19 tahun (235 bulan), yang dalam ilmu pengetahuan Barat dikenal sebagai Peredaran Metonic. Titik balik matahari musim dingin adalah bulan pertamanya dan bulan gandanya disisipi mengikuti bulan ke 12. Pada tahun 256 SM, kalender ini mulai digunakan oleh negara Qín, kemudian diterapkan di seluruh negeri Cina setelah Qín mengambil alih keseluruhan negeri Cina dan menjadi Dinasti Qín. Kelender ini tetap digunakan sepanjang separuh pertama Dinasti Hàn Barat.
Dinasti HanKaisar Wǔ dari Dinasti Han Barat memperkenalkan reformasi kalender baru. Kalender Tàichū (Permulaan Agung) pada tahun 104 SM mempunyai tahun dengan titik balik matahari musim dingin pada bulan ke 12 dan menentukan jumlah hari untuk penanggalan bulan (satu bulan 29 atau 30 hari) dan bukan sesuai dengan prinsip terminologi matahari (yang secara keseluruhan sama dengan tanda zodiak). Sebab gerakan matahari digunakan untuk mengkalkulasi Jiéqì (ciri-ciri musim).Mitologi Tahun Baru Imlek
Berdasarkan cerita rakyatr dan legenda kuno, tahun baru China dirayakan ketika orang China berhasil melawan hewan mitos yang disebut sebagai Nian yang berarti tahun dalam bahasa China.

Ornamen Imlek
Makhluk Nian selalu muncul pada hari pertama Tahun Baru dan kedatangan Nian adalah memangsa hewan ternak, memakan hasil pertanian dan bahkan penduduk, terutama anak-anak.
Untuk selamat dari petaka Nian, masyarakat [desa] China akan menaruh sejumlah makanan di depan pintu mereka pada hari pertama tahun baru. Masyarakat percaya bahwa, jika Nian telah mengambil/memakan makanan yang telah disediakan oleh masyrakat, maka Nian tidak akan lagi menyerang orang/warga.
Suatu ketika, seorang penduduk menyaksikan [satu/seekor/semakhluk] Nian ketakutan dan lari menghindar dari seorang anak yang berkostum merah. Dari kejadian itu, maka penduduk desa akhirnya tahu kekurangan Nian yakni takut pada warna merah.
Semenjak itu, setiap menjelang dan selama Tahun Baru, penduduk akan menggantung lentera merah serta memasang tirai/gordin merah pada pintu dan jendela. Selain itu, masyarakat juga menggunakan mercun untuk menakuti Nian. Sejak itulah, Nian tidak pernah lagi muncul di desa mereka.Dan pada akhirnya, Nian berhasil ditangkap oleh Hongjun Lao Tze, seorang pendeta Tao. Nian kemudian menjadi hewan tunggangan Hongjun Lao Tze.
Realitas Makna Tahun Baru Imlek
Terlepas apakah mitos itu benar atau tidak, yang pasti perayaan Imlek merupakan perayaan yang dilakukan oleh para petani di Cina setelah melewati musim dingin yang menusuk dan mensyukuri permulaan musim baru penuh harapan yakni musim semi yang terjadi tiap tahunnya.
Perayaan ini dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama (Cap Go Meh). Acaranya meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Thian, dan perayaan Cap Go Meh. Tujuan dari persembahyangan ini adalah sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan mendapat rezeki lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana silaturahmi dengan kerabat dan tetangga.
Yang pasti, hari raya Imlek merupakan momen pertemuan seluruh anggota keluarga sekali dalam setahun. Anggota keluarga akan bersilahturahmi, saling berbagi dan memberikan pengalaman selama setahun. Perayaan ini menjadi sangat berarti tatkala setiap anggota keluarga dan tetangga saling menjalin kasih, saling mengayomi, dan memulai lembaran baru (dengan pakaian baru).

China Art Imlek
Tepat pada hari raya Imlek, semua orang berpakaian baru dan rapi. Anggota keluarga akan saling memberikan ucapan selamat dan pengharapan baru agar di tahun yang baru, semua berjalan sukses (kesehatan, keuangan, pekerjaan, relasi, bisnis).
Selain itu, ciri khas perayaan Imlek adalah ornamen-ornamen berwarna merah, kue keranjang, angpao, lentera, petasan/mercun, tebu, barongsai,
Makna Simbolis- Warna merah : kebahagiaan dan semangat hidup- Simbol ikan : lambang kelimpahan berkat kasih yang menghidupkan. Dengan memasang gambar ikan atau memakan ikan, mereka mengharap datangnya kelimpahan itu.- Harmoni dan kasih : anggota keluarga berkumpul, saling berbagi dan menyemangati
Sumber Referensi:
http://aspikaljakarta.blogspot.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Chinese_New_Year
Selengkapnya - Tahun Baru China (Imlek) : Sejarah dan Mitologi

Asal Usul Imlek


Dahulu kala ada seekor monster jahat yang memiliki kepala panjang dan
tanduk yang tajam. Monster yang bernama /nian/ ini sangat ganas, dia
berdiam didasar lautan, namun setiap tahun baru dia muncul kedarat untuk
menyerang penduduk desa dan menelan hewan ternak. Oleh karena itu setiap
menjelang tahun baru, seluruh penduduk desa selalu bersembunyi dibalik
pegunungan untuk menghindari serangan monster /nian/ ini.

Pada suatu hari saat menjelang pergantian tahun, semua penduduk desa
sedang sibuk mengemasi barang-barang mereka untuk mengungsi ke
pegunungan, datanglah seorang lelaki tua berambut abu-abu ke desa itu.
Dia memohon ijin menginap semalam pada seorang wanita tua dan
meyakinkannya bahwa dia dapat mengusir pergi monster /nian/ ini. Tak ada
satupun yang mempercayainya. Wanita tua ini memperingatkan dia untuk
ikut bersembunyi bersama penduduk desa lainnya, tetapi lelaki tua ini
bersikukuh menolaknya. Akhirnya penduduk desa meninggalkan dia sendirian
di desa itu.

Ketika monster nian mendatangi desa ini untuk membuat kekacauan,
tiba-tiba dia dikejutkan suara ledakan petasan. Nian menjadi sangat
ketakutan melihat warna merah, kobaran api dan mendengar suara petasan
itu. Pada saat bersamaan pintu rumah terbuka lebar lalu muncullah lelaki
tua itu dengan mengenakan baju berwarna merah sambil tertawa keras. Nian
terkejut dan menjadi pucat pasi, dan segera angkat kaki dari tempat itu.

Hari berikutnya, penduduk desa pulang dari tempat persembunyiannya,
mereka terkejut melihat seluruh desa utuh dan aman. Sesaat mereka baru
menyadari atas peristiwa yang terjadi. Lelaki tua itu sebenarnya adalah
Dewata yang datang untuk menolong penduduk desa mengusir monster nian
ini. Mereka juga menemukan 3 peralatan yang digunakan lelaki tua itu
untuk mengusir /nian/. Mulai dari itu, setiap perayaan Tahun Baru Imlek
mereka memasang kain merah, menyalakan petasan dan menyalakan lentera
sepanjang malam, menunggu datangnya Tahun Baru. Adat istiadat ini
akhirnya menyebar luar dan menjadi sebuah perayaan tradisional orang
Tionghoa yang megah dalam menyambut “berlalunya nian” (dalam bahasa
Tionghoa, nian berarti tahun).

Orang Tionghoa selalu mengkaitkan periode waktu dari hari ke 23 hingga
ke 30 dalam 12 belas bulan tahun lunar tepat sebelum Hari Raya Imlek
sebagai “nian kecil”.

Setiap keluarga Tionghoa diharuskan membersihkan lingkungan tempat
tinggal mereka untuk menyambut datangnya tahun baru. Disamping
membersihkan lingkungan sekitar, setiap keluarga Tionghoa membuat
berbagai hidangan menyambut Imlek yang terbuat dari daging ayam, bebek,
ikan dan sapi / babi, serta manisan dan buah-buahan. Tak ketinggalan
pula para orang tua membelikan baju baru untuk anak-anaknya dan
mempersiapkan bingkisan angpao saat mengunjungi kerabat dan keluarga.

Ketika malam Tahun Baru tiba, seluruh keluarga berkumpul bersama. Di
wilayah utara Tiongkok, setiap keluarga memiliki tradisi makan kue bola
apel, yang dalam bahasa Tionghoa-nya disebut /Jiao/, pelafalannya sama
dengan kata /bersama/ dalam bahasa Tionghoa, sehingga kue bola apel
sebagai symbol kebersamaan dan kebahagiaan keluarga. Selain itu /jiao/
juga bermakna datangnya tahun baru. Diwilayah selatan Tiongkok,
masyarakatnya suka sekali memakan kue manisan Tahun Baru (yang terbuat
dari tepung beras lengket), yang melambangkan manisnya kehidupan dan
membuat kemajuan dalam Tahun Baru ini (dalam bahasa Tionghoa kata “kue”
dan “membuat kemajuan” memiliki pelafalan yang sama dengan kata /gao/)
Menjelang jam 12 malam, setiap keluarga akan menyalakan petasan.

Hari pertama Tahun Baru Imlek, orang Tionghoa menggunakan baju baru dan
mengucapkan selamat kepada orang yang lebih tua. Anak-anak yang
mengucapkan tahun baru kepada yang lebih tua, akan mendapatkan /angpao/
uang. Sedangkan pada hari kedua dan ketiga, mereka saling mengunjungi
teman dan kerabat dekatnya.

Selama masa perayaan Tahun Baru Imlek, pada umumnya jalan-jalan diarea
perdagangan penuh sesak dengan keluarga Tionghoa yang berbelanja untuk
keperluan Imlek. Dibeberapa tempat diluar negeri biasanya diadakan
berbagai acara hiburan menyambut Imlek seperti pertunjukkan Barongsai
dan Naga, pasar bunga dan pameran klenteng.

Setelah hari ke 15 bulan pertama dalam kalender Lunar, adalah waktu
diadakannya Festival Lentera, yang menandakan berakhirnya perayaan Tahun
Baru Imlek.
Selengkapnya - Asal Usul Imlek

Asal usul Hong Bao (Ang Bao)


Tradisi Angpao & Asal mulanya
Angpao (Hanzi: , hanyu pinyin: hong bao) adalah bingkisan dalam amplop merah yang biasanya berisikan sejumlah uang sebagai hadiah menyambut tahun baru Imlek.

Namun angpao sebenarnya bukan hanya monopoli perayaan tahun baru Imlek semata karena angpao melambangkan kegembiraan dan semangat yang akan membawa nasib baik, sehingga angpao juga ada di dalam beberapa perhelatan penting seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru dan lain-lain yang bersifat suka cita.

Jumlah uang yang ada dalam sebuah amplop angpao bervariasi. Untuk perhelatan yang bersifat suka cita biasanya besarnya dalam angka genap, angka ganjil untuk kematian. Oleh karena angka 4 terasosiasi dengan ketidak beruntungan - pelafalan angka 4 bisa berarti "mati" - maka jumlah uang dalam amplop angpao tidak berisi 4. Walaupun demikian, angka 8 terasosiasi untuk keberuntungan - pelafalan angka 8 berarti "kekayaan". Makanya jumlah uang dalam amplop angpao seringkali merupakan kelipatan 8.


Asal usul tradisi memberikan angpao sewaktu menyambut tahun baru Imlek.

Sejak lama, warna merah melambangkan kebaikan dan kesejahteraan di dalam kebudayaan Tionghoa. Warna merah menunjukkan kegembiraan, semangat yang pada akhirnya akan membawa nasib baik.

Angpao sendiri adalah dialek Hokkian, arti harfiahnya adalah bungkusan/amplop merah. Sebenarnya, tradisi memberikan angpao sendiri bukan hanya monopoli tahun baru Imlek, melainkan di dalam peristiwa apa saja yang melambangkan kegembiraan seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru dan lain2, angpao juga akan ditemukan.

Angpao pada tahun baru Imlek mempunyai istilah khusus yaitu "Ya Sui", yang artinya hadiah yang diberikan untuk anak2 berkaitan dengan pertambahan umur/pergantian tahun. Di zaman dulu, hadiah ini biasanya berupa manisan, bonbon dan makanan. Untuk selanjutnya, karena perkembangan zaman, orang tua merasa lebih mudah memberikan uang dan membiarkan anak2 memutuskan hadiah apa yang akan mereka beli. Tradisi memberikan uang sebagai hadiah Ya Sui ini muncul sekitar zaman Ming dan Qing. Dalam satu literatur mengenai Ya Sui Qian dituliskan bahwa anak2 menggunakan uang untuk membeli petasan, manisan. Tindakan ini juga meningkatkan peredaran uang dan perputaran roda ekonomi di Tiongkok di zaman tersebut.

Angpao apakah disebut angpao di zaman dulu? Bagaimana bentuknya?

Tidak. Uang kertas pertama kali digunakan di Tiongkok pada zaman Dinasti Song, namun baru benar2 resmi digunakan secara luas di zaman Dinasti Ming. Walaupun telah ada uang kertas, namun karena uang kertas nominalnya biasanya sangat besar sehingga jarang digunakan sebagai hadiah Ya Sui kepada anak2.

Di zaman dulu, karena nominal terkecil uang yang beredar di Tiongkok adalah keping perunggu (wen atau tongbao). Keping perunggu ini biasanya berlubang segi empat di tengahnya. Bagian tengah ini diikatkan menjadi untaian uang dengan tali merah. Keluarga kaya biasanya mengikatkan 100 keping perunggu buat Ya Sui orang tua mereka dengan harapan mereka akan berumur panjang.

Jadi, dari sini dapat kita ketahui bahwa bungkusan kertas merah (angpao) yang berisikan uang belum populer di zaman dulu.

Pemberian angpao apakah punya makna tersendiri?

Orang Tionghoa menitik beratkan banyak masalah pada simbol-simbol, demikian pula halnya dengan tradisi Ya Sui ini. Sui dalam Ya Sui berarti umur, mempunyai lafal yang sama dengan karakter Sui yang lain yang berarti bencana. Jadi, Ya Sui bisa disimbolkan sebagai "mengusir/meminimalkan bencana" dengan harapan anak2 yang mendapat hadiah Ya Sui akan melewati 1 tahun ke depan yang aman tenteram tanpa halangan berarti.

Siapa yang wajib memberikan angpao dan berhak menerima angpao?

Di dalam tradisi Tionghoa, orang yang wajib dan berhak memberikan angpao biasanya adalah orang yang telah menikah, karena pernikahan dianggap merupakan batas antara masa kanak2 dan dewasa. Selain itu, ada anggapan bahwa orang yang telah menikah biasanya telah mapan secara ekonomi. Selain memberikan angpao kepada anak2, mereka juga wajib memberikan angpao kepada yang dituakan.

Bagi yang belum menikah, tetap berhak menerima angpao walaupun secara umur, seseorang itu sudah termasuk dewasa. Ini dilakukan dengan harapan angpao dari orang yang telah menikah akan memberikan nasib baik kepada orang tersebut, dalam hal ini tentunya jodoh. Bila seseorang yang belum menikah ingin memberikan angpao, sebaiknya cuma memberikan uang tanpa amplop merah.

Namun tradisi di atas tidak mengikat. Sekarang ini, pemberikan angpao tentunya lebih didasarkan pada kemapanan secara ekonomi, lagipula makna angpao bukan sekedar terbatas berapa besar uang yang ada di dalamnya melainkan lebih jauh adalah bermakna senasib sepenanggungan, saling mengucapkan dan memberikan harapan baik untuk 1 tahun ke depan kepada orang yang menerima angpao tadi.
Selengkapnya - Asal usul Hong Bao (Ang Bao)